Saat Menghadap Tuhan mengangkat kisah yang menampilkan konflik kehidupan sekelompok remaja.
Di mana ketika memasuki masa putih abu-abunya, para remaja ini justru harus menghadapi situasi pelik. Hingga menganggap dunia sebagai neraka dengan ujian yang sangat kejam.
Bermula dari tokoh utama yakni Damar, yang memiliki masa lalu kelam setelah melakukan tindakan kriminal. Di usianya yang kala itu baru memasuki 10 tahun, Damar sudah menghilangkan nyawa orang.
Bertahun-tahun berlalu, Damar berusaha menghapus bayang-bayang mengerikan tersebut dan menjalani hidup seperti biasa.
BACA JUGA:Sinopsis Film Manjummel Boys, Terjebak di Gua Guna yang Mencekam
Namun, kesabarannya mendadak habis ketika menjumpai kondisi orang-orang terdekatnya yang tidak jauh mengenaskan.
Gito, sahabat laki-laki Damar mengalami krisis kepercayaan diri pasca menjadi korban bullying. Siswa SMA itu hanya pasrah ketika hidupnya hancur tanpa bisa melakukan hal apapun untuk melawan para pembully-nya.
Di sisi lain, Nala, sahabat perempuan Damar mengalami pelecehan seksual. Mirisnya pria bejat pelaku pelecehan tersebut tak lain adalah ayah Nala sendiri.
BACA JUGA:Dibintangi Song Joong Ki, ini Sinopsis Drama Korea The Innocent Man
Rasa Amarah Kepada Tuhan
Puncak konflik dalam film Saat Menghadap Tuhan adalah rasa amarah kepada Yang Maha Kuasa. Damar merasa Tuhan tidak benar-benar ada di sampingnya untuk membantu mengatasi situasi perih yang tengah mereka alami.
Sering ia menganggap Tuhan tidak adil memberinya kehidupan yang jauh dari kata menyenangkan. Seperti halnya lingkungan keluarga yang seharusnya menjadi pelindung bagi anak-anak justru memicu tindakan berbahaya.
Masyarakat sosial di sekitar mereka juga tidak banyak memberikan keadilan. Begitupun dengan lingkungan sekolah yang hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu. Sehingga tidak ada rasa aman untuk sekedar mengadu.
BACA JUGA:Begins Youth, Drama Korea Fiksi yang Terinspirasi dari Boyband BTS
Deretan Para Pemeran
Hal yang tak kalah menarik dari film Saat Menghadap Tuhan adalah deretan para pemerannya. Jika sutradara biasanya menggaet bintang-bintang muda papan atas, Rudi Soedjarwo justru memilih terobosan lain.