PAGARALAMPOS.COM - Jembatan Ampera, ikon kebanggaan Kota Palembang, adalah salah satu jembatan paling terkenal di Indonesia.
Menghubungkan dua bagian utama kota, yakni Seberang Ilir dan Seberang Ulu, jembatan ini tidak hanya memiliki peran fungsional yang penting dalam sistem transportasi kota, tetapi juga menyimpan berbagai fakta menarik yang menambah pesonanya.
Dibangun dengan desain arsitektur yang megah dan latar belakang sejarah yang kaya, Jembatan Ampera menjadi simbol penting bagi masyarakat Palembang dan Sumatra Selatan.
1. Nama Asli dan Perubahan Nama
Jembatan Ampera awalnya diberi nama "Jembatan Bung Karno," sebagai penghormatan kepada Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, yang memperjuangkan pembangunannya.
BACA JUGA:Menggali Sejarah Jembatan Mahkota II: Penghubung Balikpapan yang Tak Terpisahkan
Namun, setelah terjadinya pergantian rezim pada tahun 1966, nama jembatan ini diubah menjadi Jembatan Ampera.
Ampera sendiri adalah singkatan dari Amanat Penderitaan Rakyat, sebuah slogan yang populer selama era Orde Lama.
Perubahan nama ini mencerminkan semangat rakyat Indonesia saat itu yang ingin membawa perubahan politik dan sosial di tanah air.
2. Proses Pembangunan dan Bantuan dari Jepang
Pembangunan Jembatan Ampera dimulai pada tahun 1962 dan selesai pada tahun 1965.
BACA JUGA:Banya Yang Gak Tau Sejarah dan Dampak Jembatan Barelang bagi Masyarakat Kepulauan Riau
Pembangunan ini menggunakan dana bantuan dari pemerintah Jepang sebesar 12,5 juta dolar AS.
Menariknya, arsitektur dan teknologi yang digunakan dalam pembangunan jembatan ini juga merupakan bantuan dari Jepang, menjadikan Ampera sebagai simbol hubungan diplomatik antara Indonesia dan Jepang pada masa itu.
Meskipun sudah cukup lama dibangun, struktur jembatan ini masih berdiri kokoh hingga saat ini.