Mereka hidup dari hasil menangkap ikan, berburu biota laut seperti kepiting dan kerang, serta mengumpulkan hasil laut lainnya seperti teripang dan karang yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
BACA JUGA:Menggali Sejarah dan Kehidupan Suku Enim: Warisan Budaya yang Hidup
Keterampilan mereka dalam menangkap ikan secara tradisional tanpa menggunakan teknologi modern, seperti jaring dan alat tangkap mekanis, menunjukkan pengetahuan mendalam tentang ekosistem laut di sekitar mereka.
Selain itu, mereka juga ahli dalam membuat perahu tradisional yang digunakan untuk menjelajah lautan.
Keahlian ini diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi, memperlihatkan betapa pentingnya laut dalam kehidupan dan identitas mereka.
Bahasa dan Budaya
Bahasa yang digunakan oleh Suku Sekak merupakan variasi dari bahasa Melayu dengan beberapa kata yang dipengaruhi oleh dialek lokal.
BACA JUGA:Fakta Menarik tentang Suku Daya, Menggali Sejarah dan Budaya Suku Daya
Namun, seiring berjalannya waktu, banyak dari generasi muda Suku Sekak yang mulai mengadopsi bahasa Indonesia sebagai bahasa utama mereka, terutama dalam interaksi dengan masyarakat luar.
Budaya Suku Sekak juga sarat dengan unsur-unsur mistis yang terkait dengan laut.
Mereka meyakini bahwa laut adalah tempat yang dihuni oleh roh-roh nenek moyang, dan oleh karenanya, laut harus diperlakukan dengan hormat.
Beberapa ritual adat, seperti upacara persembahan kepada laut, masih dilakukan untuk memohon perlindungan dan rezeki dari alam.
BACA JUGA:Fakta Menarik tentang Suku Daya, Menggali Sejarah dan Budaya Suku Daya
Tantangan dan Kelangsungan Hidup
Meskipun memiliki budaya yang kaya dan tradisi yang kuat, Suku Sekak kini menghadapi berbagai tantangan, terutama dari aspek modernisasi dan perubahan lingkungan.
Penangkapan ikan dengan alat-alat modern oleh nelayan luar sering kali merusak ekosistem laut yang menjadi tempat hidup Suku Sekak.