PAGARALAMPOS.COM – Ratu Jay Shima memegang tempat istimewa dalam sejarah sebagai penguasa perempuan pertama di tanah Jawa. Ia memerintah Kerajaan Kalingga, sebuah kerajaan yang awalnya didirikan oleh suaminya, Kartikeyasingha.
Kartikeyasingha adalah putra Sribuja, seorang raja Melayu dari Palembang, yang telah merintis kerajaan di utara Pulau Jawa.
Menurut catatan sejarah, Kartikeyasingha menjabat sebagai raja di Kalingga sebelum menikahi Jay Shima, putri seorang pendeta dari wilayah Sriwijaya.
Namun, ada pula sumber yang menyebutkan bahwa Jay Shima mungkin merupakan putri Hyang Sailendra atau cucu dari Santanu.
BACA JUGA:Mengejutkan! Inilah Alasan Majapahit Gagal Menaklukkan Kerajaan Padjajaran
Meskipun demikian, apa pun latar belakang pasti Jay Shima, perannya sebagai ratu sangat signifikan dalam sejarah Kalingga.
Pemerintahan dan Peradaban Kalingga
Selama masa pemerintahan Kartikeyasingha, masyarakat Kalingga sudah menunjukkan tingkat peradaban yang tinggi dan memiliki agama yang mapan.
Hal ini tercermin dari prasasti-prasasti yang ditemukan dari era tersebut.
BACA JUGA:Kebangkitan Kerajaan Majapahit di Era Ratu Tribhuwana: Kepemimpinan dan Kejayaan
Prasasti Tukmas, yang ditemukan di Dakawu, Lebak, Grabag, Magelang, Jawa Tengah, berisi tulisan dalam huruf Pallawa dan menggambarkan simbol-simbol keagamaan seperti trisula, kendi, kapak, kelasangka, cakra, dan bunga teratai.
Simbol-simbol ini menunjukkan adanya hubungan erat antara manusia dan dewa-dewa Hindu aliran Siwa.
Selain itu, Prasasti Sojomerto yang ditemukan di Sojomerto, Reban, Batang, Jawa Tengah, juga menegaskan adanya kepercayaan Hindu Siwa di Kalingga pada masa itu.
Namun, terdapat juga laporan dari Berita Cina yang mencatat bahwa masyarakat Kalingga menganut agama Buddha. Berdasarkan laporan tersebut, seorang pendeta Buddha dari Cina bernama Hwi-ning tiba di Kalingga pada tahun 644.
BACA JUGA:Kebangkitan Kerajaan Majapahit di Era Ratu Tribhuwana: Kepemimpinan dan Kejayaan