Setiap orang Batak memiliki marga yang menunjukkan garis keturunan patrilineal (dari pihak ayah).
BACA JUGA:Menyingkap Sejarah Megalith Kuno di Pagar Alam, Sumatera Selatan
Marga ini penting karena mereka membentuk jaringan sosial yang mengatur hubungan pernikahan, penyelesaian penyelesaian, dan pelaksanaan ritual adat.
Marga juga memiliki peran penting dalam upacara adat, termasuk pernikahan dan kematian.
Hubungan antar marga diatur dengan sangat ketat, dan seseorang dilarang menikah dengan anggota marga yang sama karena dianggap sebagai saudara.
4. Peradaban Maju di Sekitar Danau Toba
Salah satu pusat peradaban awal Suku Batak berada di sekitar Danau Toba, danau vulkanik terbesar di dunia.
BACA JUGA:Mengungkap Jejak Megalith Prasejarah di Pagar Alam, Sumatera Selatan
Suku Batak Toba terutama berkembang di wilayah ini, dengan kebudayaan yang kaya yang mencakup seni ukir, tenun ulos, dan sistem hukum adat yang kuat.
Rumah adat Batak, yang dikenal sebagai rumah bolon , menjadi ikon arsitektur tradisional yang menunjukkan keterampilan konstruksi mereka yang tinggi.
5. Kepercayaan Awal: Parmalim
Sebelum agama-agama besar seperti Kristen dan Islam masuk ke wilayah Batak, masyarakat Batak menyebarkan kepercayaan tradisional yang disebut Parmalim.
Parmalim adalah kepercayaan monoteistik yang percaya pada Tuhan yang disebut Debata Mula Jadi Na Bolon.
BACA JUGA:Menelusuri Pengaruh Zeus: Dewa Yunani dan Dampaknya terhadap Sejarah serta Budaya Global
Sistem kepercayaan ini fokus pada penghormatan kepada leluhur dan alam.
Hingga kini, beberapa komunitas kecil di daerah Batak masih menjalankan kepercayaan Parmalim meskipun sebagian besar telah beralih ke agama Kristen atau Islam.