Hal ini menunjukkan kurangnya minat investor terhadap produk keuangan ini, yang pada akhirnya menekan harga ETH lebih lanjut.
BACA JUGA:Kritik CEO Wintermute Terhadap Masa Depan Ethereum: Benturan Ideologi dan Tantangan Kapitalisme
Data yang dibagikan oleh Galaxy Research dari Bloomberg menggarisbawahi bahwa ETF Spot Ethereum diperdagangkan dengan volume yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan ETF Spot Bitcoin.
“Sejak peluncuran, ETF Spot Ethereum diperdagangkan dengan volume yang jauh lebih rendah dibandingkan ETF Spot Bitcoin, jauh di bawah rasio volume dan kapitalisasi pasar ETH/BTC di bursa terpusat (CEX). Ini adalah hasil dari beberapa faktor, salah satunya adalah meja perdagangan utama belum menawarkan margin pada ETF ETH,” tulis Galaxy Research dalam laporannya.
Perbedaan volume perdagangan ini menimbulkan pertanyaan tentang daya tarik masa depan ETF Spot Ethereum, terutama ketika dibandingkan dengan Bitcoin yang terus mendominasi pasar.
Meskipun Ethereum memiliki kehadiran pasar yang kuat, ETF ini belum berhasil menarik perhatian investor sebanyak yang diharapkan.
BACA JUGA:Perkembangan Kecerdasan Buatan dan Prediksi Harga Ethereum: Menelisik Tren Terbaru
Masa Depan Ethereum: Masih Ada Harapan?
Dengan kondisi pasar yang saat ini berlaku, Ethereum menghadapi tantangan besar untuk kembali bangkit.
Kurangnya antusiasme terhadap ETF Spot Ethereum serta aksi jual besar-besaran yang masih membayangi membuat pasar tetap dalam ketidakpastian.
Dalam beberapa hari ke depan, penting untuk melihat apakah ETH dapat melewati batas resistensi di US$2.600 dan mendapatkan momentum bullish yang dibutuhkan untuk bangkit kembali.
Namun, jika ETH gagal melewati batas ini, tekanan yang semakin kuat mungkin akan membuat ETH terus tertinggal di belakang, terutama dibandingkan dengan performa Bitcoin dan beberapa alternatif lainnya seperti Solana.
Bagi para investor, situasi ini tentu menjadi pertaruhan besar, apakah ETH dapat membalikkan keadaan atau terus terpuruk dalam tekanan yang ada.