Bitcoin (BTC) Hadapi Tantangan Berat untuk Bertahan di Atas US$ 60.000, Tiga Faktor Penyebabnya

Selasa 03-09-2024,01:03 WIB
Reporter : Bodok
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM - Dalam beberapa minggu terakhir, Bitcoin (BTC) telah mengalami kesulitan yang signifikan untuk mempertahankan posisinya di atas angka US$ 60.000. 

Terlepas dari beberapa pergerakan positif yang tampak menjanjikan, kripto terbesar di dunia ini terus menghadapi tekanan jual yang kuat. 

Salah satu momen penting terjadi pada 27 Agustus, di mana Bitcoin mengalami penurunan tajam yang menimbulkan pertanyaan besar di kalangan trader dan investor.

Menurut laporan yang dikutip dari Cointelegraph.com, Bitcoin mengalami penurunan harga sebesar 9,9 persen dalam rentang waktu dua hari, membuat harganya terjun menjadi US$ 57.918 pada 28 Agustus. 

BACA JUGA:Bitcoin Stabil di US$60.000, Altcoin Mencetak Kenaikan Tajam: Apa Selanjutnya?

Penurunan ini menyebabkan terjadinya likuidasi paksa senilai US$ 143 juta dalam perdagangan Bitcoin di berbagai bursa derivatif. 

Kondisi ini memicu perdebatan di kalangan para pelaku pasar mengenai alasan di balik sulitnya Bitcoin mempertahankan harga di atas US$ 60.000.

Ada tiga faktor utama yang diyakini menjadi penyebab melemahnya harga Bitcoin dalam beberapa waktu terakhir. 

Ketiga faktor ini memberikan gambaran mengenai bagaimana berbagai elemen di pasar keuangan global dapat mempengaruhi pergerakan harga Bitcoin.

BACA JUGA:Volatilitas Harga Bitcoin Kembali Guncang Pasar, Tantangan dan Faktor Global Memicu Penurunan

1. Keterkaitan dengan Pasar Tradisional

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi pergerakan harga Bitcoin adalah keterkaitannya dengan pasar tradisional, terutama pasar saham AS. 

Penurunan harga Bitcoin baru-baru ini bertepatan dengan pergerakan negatif di pasar saham, khususnya indeks S&P 500. 

Hal ini menunjukkan bahwa meskipun Bitcoin sering dianggap sebagai aset yang terpisah dari pasar keuangan tradisional, pergerakannya masih sangat dipengaruhi oleh sentimen global yang lebih luas.

Salah satu faktor yang menjadi perhatian adalah kenaikan tajam imbal hasil obligasi AS bertenor dua tahun. 

Kategori :