Warna biru biasanya terbuat dari tanaman indigo, merah dari kayu secang dan mengkudu, kuning dari kunyit, hitam dari campuran mengkudu dan indigo, dan hijau dari campuran indigo dan kunyit.
BACA JUGA:Makna di Balik Ornamen Cicak dan Empat Payudara Pada Rumah Bolon Suku Batak, Ini Penjelasannya!
Karena prosesnya lama dan rumit, ulos memiliki ciri khas yang menarik perhatian banyak wisatawan. Kain ulos juga kerap menjadi oleh-oleh untuk sanak saudara dan teman.
Hanya saja, seiring perkembangan zaman, kini mulai banyak kain ulos yang produksinya menggunakan mesin sehingga harganya pun menjadi lebih murah.
Jika tertarik dengan pembuatan ulos yang masih tradisional, kamu bisa berkunjung ke Desa Tongging, Paropo, dan Silalahi.
Karakter Kain Ulos
Foto : Kain Ulos--Bobobox.com
Kain ulos memiliki tekstur yang cenderung kasar saat disentuh karena merupakan hasil tenunan tangan asli.
Oleh karena itu, kain ini biasanya memiliki beberapa benang timbul dari proses pengerjaan tangan yang kurang sempurna.
BACA JUGA: Mengupas Sejarah Suku Batak Pakpak dengan Tradisi dan Budaya yang Menarik
Jika kamu mendapati tekstur kain ulos yang terlalu halus dan rapi, kemungkinan besar itu adalah buatan pabrik yang memakai pewarna sintetis.
Dari segi warna, ulos memiliki warna dasar yang sangat tegas. Hitam, merah, dan putih biasanya lebih mendominasi dengan tambahan hiasan benang perak dan emas.
Warna-warni kain ulos tidak mudah luntur meski sudah berulang kali dicuci dan dijemur di bawah terik matahari. Bahannya yang kuat membuat kain ulos mampu bertahan dalam waktu cukup lama.
Tidak seperti kebanyakan kain baru, kain ulos tidak menguarkan bau khas saat kamu pertama membelinya. Selain itu, ulos juga tidak akan tampak kusut meski tidak disetrika.
BACA JUGA:Ternyata Ini Alasan Suku Kluet Dianggar Suku Batak di Aceh! Berikut Ulasannya
Namun, karena teksturnya yang tidak begitu halus, kain ini bisa saja menimbulkan rasa gatal saat dipakai. Sifat kainnya pun cenderung membuat gerah.