Ciri khas pakaian adat ini adalah kain tenun pagat yang digunakan sebagai sarung dan laung atau penutup kepala.
Pakaian adat ini memiliki makna filosofis yang dalam. Sarung dalam pakaian ini melambangkan orang yang pandai dan pekerja keras, sementara laung atau penutup kepala melambangkan otoritas dan kekuatan.
Setiap elemen dari pakaian ini, mulai dari baju dalam hingga ikat pinggang, memiliki simbolisme tersendiri yang mencerminkan nilai-nilai luhur masyarakat Pagatan.
4. Babaju Kun Galung Pacinan
Pakaian adat Babaju Kun Galung Pacinan merupakan salah satu pakaian adat yang pertama kali diperkenalkan pada abad ke-19 dan masih digunakan hingga saat ini.
Pakaian ini dipengaruhi oleh dua budaya utama, yaitu budaya Timur Tengah dan budaya Tionghoa.
Pengaruh ini membuat pakaian adat ini memiliki desain yang unik dan menarik dibandingkan dengan pakaian adat lainnya di Kalimantan Selatan.
BACA JUGA:Taukah Kamu? Inilah 5 Pakaian Adat Khas Suku di Sumatera Selatan yang Penuh Makna
Pada masa penyebaran Islam, mempelai pria mengenakan gamis panjang dan kopiah Alpe yang dililitkan dengan surban atau tanjak laksamana.
Sedangkan mempelai wanita mengenakan gaun model cheongsam yang dilengkapi dengan berbagai hiasan manik-manik atau payet yang dijahit dengan benang emas.
5. Modifikasi Pakaian Adat Banjar Baamar Galung
Seiring perkembangan zaman, busana adat Banjar Baamar Galung mengalami beberapa modifikasi agar tetap relevan dengan tren dan mode saat ini.
BACA JUGA:Menjadi Identitas Daerah, Inilah 5 Pakaian Adat Di Sumatera Selatan!
Meskipun telah dimodifikasi, busana ini tetap mempertahankan keindahan dan filosofi asli dari adat Banjar.
Modifikasi ini bertujuan agar pakaian adat Banjar dapat terus digunakan dan diwariskan dari generasi ke generasi.