Banyaknya kuburan si Pahit Lidah ini menurut mitosnya adalah ketika Si Pahit Lidah kalah dengan Si Mata Empat. Kala itu semua keturunan si Pahit Lidah datang untuk mengambil tubuhnya dan dibawa ke daerahnya masing-masing.
Mayat Si Pahit Lidah sudah menjadi batu. Maka batu itu dipecah dan masing-masing pecahannya diambil oleh keturunannya.
Sumber lain, legenda Si Pahit Lidah dikaitkan dengan kisah Si Mata Empat. Dua tokoh sakti dari masa lalu memang terkenal kisahnya di Sumatera Selatan.
Khusus kesaktian Si Pahit Lidah, yakni dia mampu menyumpah apa pun menjadi batu, termasuk manusia.
Konon kisahnya, Si Pahit Lidah yang juga dikenal dengan nama Serunting Sakti, berkunjung ke wilayah Pampangan dan Tulung Selapan dari seberang lebak atau rawa yang luas.
Si Pahit Lidah mendengar ramai masyarakat yang sedang melaksanakan pesta perkawinan. Dia pun berniat buat melihat atau datang ke acara perkawinan tersebut, tetapi dia tidak memiliki perahu.
Dia pun berulang kali memanggil warga dan hewan yang ada diseberang agar dapat menyeberangkannya. Tapi tidak ada yang menggubrisnya.
BACA JUGA:Sejarah Si Pahit Lidah, Pendekar Sakti Yang Bisa Mengutuk Orang Menjadi Batu!
Di puncak kekesalannya Si Pahit Lidah menyumpah apa yang ada diseberang, baik tengah berjalan maupaun tidak berjalan, menjadi batu.
Maka jadilah semua yang ada di wilayah itu menjadi batu, seperti gajah, lesung, pengantin, payung, dan lainnya.
Sampai saat ini, hasil sumpah Si Pahit Lidah ini tetap ada di Desa Bukit Batu, seperti batu lesung, batu pengantin, batu gajah.