PAGARALAMPOS.COM - Carahunge, situs kuno yang terletak di provinsi Syunik, Armenia, merupakan salah satu peninggalan peradaban kuno yang menyimpan banyak misteri.
Situs ini, yang sering disebut dengan berbagai nama seperti Zorats Karer atau Dik-Dik Karer, terkenal karena susunan batu-batunya yang mirip dengan Stonehenge di Inggris.
Terletak di Pegunungan Kaukasus selatan, Carahunge telah ada sejak ribuan tahun lalu dan telah dihuni oleh berbagai peradaban kuno.
Nama lokal untuk situs ini adalah Ghoshun Dash, yang dalam bahasa Turki berarti "Pasukan Batu."
Mitos setempat menyebutkan bahwa batu-batu ini didirikan untuk mengenang pasukan yang gugur dalam peperangan.
Penelitian awal mengenai Carahunge dimulai pada tahun 1935 oleh sejarawan Uni Soviet Stepan Lisitsian. Lisitsian awalnya berpendapat bahwa situs ini digunakan sebagai tempat beternak hewan.
Namun, teori ini dibantah pada tahun 1984 oleh arkeolog Onnik Khnkikyan, yang mengusulkan bahwa situs ini mungkin memiliki fungsi astronomi.
Khnkikyan menunjukkan adanya lubang-lubang pada batu yang kemungkinan digunakan sebagai teleskop awal.
Penelitian lebih lanjut oleh Elma Parsamyan dari Byurakan Astrophysical Observatory memberikan nama Carahunge dan menemukan bahwa lubang-lubang di batu sejajar dengan posisi matahari pada titik balik matahari musim panas, yang mengindikasikan fungsi astronomis.
Dari tahun 1994 hingga 2001, Paris Herouni dan timnya melanjutkan penyelidikan, mendukung teori bahwa Carahunge mungkin merupakan observatorium astronomi.
Herouni, yang berkolaborasi dengan astronom Gerald Hawkins yang terkenal dengan analisis Stonehenge, memicu perdebatan mengenai tujuan sebenarnya dari situs ini.
Namun, pada tahun 2001, tim dari University of Munich yang bekerja dengan arkeolog Pavel Avetisyan menyarankan bahwa Carahunge lebih banyak berfungsi sebagai kuburan dari Zaman Perunggu Pertengahan hingga Zaman Besi.
Mereka memperkirakan bahwa situs ini dibangun sekitar 2000 SM dan mungkin juga digunakan sebagai tempat perlindungan pada masa perang.
Richard Ney, seorang ilmuwan Amerika yang pindah ke Armenia pada tahun 1992, mengunjungi Carahunge dan berpendapat bahwa situs ini mungkin memiliki fungsi ganda, baik sebagai observatorium astronomi maupun sebagai tempat pemakaman.