PAGARALAMPOS.COM - Ardaraja, nama yang sering disebut dalam sejarah sebagai salah satu tokoh kunci dalam runtuhnya Kerajaan Singasari, menyimpan misteri dan kontroversi.
Terlahir dari keluarga terpandang, Ardaraja memiliki latar belakang yang penuh dengan konflik dan pengkhianatan yang mempengaruhi nasib salah satu kerajaan paling terkenal di Jawa.
Ardaraja adalah putra dari Jayakatwang dan Turukbali. Ayahnya, Jayakatwang, merupakan Adipati Gegelang, yang wilayahnya mencakup daerah sekitar Ngurawan dan Madiun.
Darah kebangsawanan juga mengalir dalam diri Ardaraja, karena Kakeknya adalah Raja Kertajaya dari Kerajaan Kediri, yang pada masa itu merupakan rival berat Kerajaan Singasari.
BACA JUGA:Kisah Kerajaan Buleleng: Kebangkitan dan Kejatuhan Peradaban Bali
Dengan latar belakang ini, Ardaraja memulai hidupnya dengan posisi yang strategis dalam struktur kekuasaan Jawa.
Hubungan antara Ardaraja dan keluarga Singasari, khususnya dengan Prabu Kertanegara, Raja Singasari yang terakhir, awalnya berlangsung harmonis.
Prabu Kertanegara mengangkat Ardaraja sebagai menantu dan memberikan posisi tinggi di pemerintahan Singasari.
Ini menunjukkan adanya kepercayaan dan hubungan baik antara kedua belah pihak pada awalnya.
BACA JUGA:Jejak Kerajaan Buleleng: Keterampilan dan Keruntuhan Peradaban Bali Kuno
Namun, situasi ini mengalami perubahan dramatis yang berdampak besar pada jalannya sejarah Jawa.
Keputusan Jayakatwang untuk memberontak dan menyerang Singasari bukanlah tanpa alasan.
Jayakatwang, yang masih menyimpan dendam terhadap Singasari, melakukan serangan sebagai bentuk balas dendam.
Kediri, yang sebelumnya diruntuhkan oleh Ken Arok, pendiri Singasari, meninggalkan rasa sakit hati yang mendalam pada Jayakatwang.
BACA JUGA:Menguak Misteri Prasasti Ciaruteun: Warisan Berharga dari Kerajaan Tarumanagara