Menggali Warisan Tambo Bayang: Sejarah dan Kehidupan Suku Guci di Muaro Paneh

Rabu 21-08-2024,04:55 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM – Suku Guci adalah salah satu suku yang memiliki sejarah dan budaya yang mendalam di Minangkabau.

Nama "Guci" mungkin berasal dari kata yang merujuk pada tembikar atau tanah liat yang diproduksi oleh suku ini di masa lalu.

Selain itu, nama tersebut bisa jadi juga berkaitan dengan perdagangan guci dari Tiongkok, mencerminkan adanya hubungan dengan luar negeri.

Suku Guci termasuk dalam kelompok marga Katumanggungan, yang menurut tradisi adalah keturunan dari Puti Indo Jalito dan Sri Maharajo Dirajo, tokoh-tokoh penting dalam sejarah Minangkabau. 

Asal-usul suku ini dapat ditelusuri kembali ke Pariangan, yang terdiri dari beberapa koto, termasuk Koto, Piliang, Dalimo, Sikumbang, Sipisang, Malayu, dan Guci. 

Dalam struktur adat, suku Guci memiliki beberapa gelar penghulu, seperti Datuk Suri Dirajo, Datuk Bandaro, dan Datuk Tan, yang mencerminkan peran kepemimpinan mereka dalam komunitas.

Suku Guci tersebar di berbagai daerah di Minangkabau, termasuk Agam, Lima Puluh Kota, Tanah Datar, Padang Pariaman, Solok, dan Pesisir Selatan.

Mereka juga memiliki kehadiran di luar Minangkabau, seperti di Sijunjung, Sawahlunto, Dharmasraya, Siak, dan Negeri Sembilan.

Salah satu ciri khas suku Guci adalah kemampuannya untuk berkolaborasi dengan suku-suku lain dalam berbagai aspek politik dan budaya.

Contohnya, mereka berserumpun dengan suku Tanjung di Bayang, serta berafiliasi dengan suku Melayu di Pauh.

Di Empat Koto, mereka dikenal sebagai suku Guci Piliang, menunjukkan integrasi dengan suku Piliang.

Di Kuraitaji, suku Guci berasal dari kelompok Piliang yang telah menetap di sana.

Suku Guci memiliki kontribusi yang signifikan dalam sejarah dan penyebaran budaya Minangkabau.

Mereka memiliki tradisi dan budaya yang kaya yang patut dilestarikan dan dihormati.

Kategori :