Sinopsis Film Lantai 4, Kisah Horor Apartemen Kosong dan Angker
PAGARALAMPOS.COM- Film dengan genre horor memang tidak ada matinya. Cerita mistis serta alur yang menyeramkan selalu mendapat perhatian lebih di kalangan penggemar.
Hal ini mampu memotivasi sejumlah produser untuk membuat kisah horor yang unik dan beragam. Salah satu yang cukup menarik atensi masyarakat sejak beberapa tahun lalu adalah film Lantai 4.
Film horor ini secara garis besar merupakan kisah fiksi. Namun melibatkan sedikit cerita mistis yang berasal dari kepercayaan lokal.
Sinopsis Lantai 4 sebenarnya telah lama menjadi perbincangan di kalangan masyarakat. Bagaimana tidak, kabar penayangan film Lantai 4 sudah santer terdengar sejak tahun 2021 silam.
Namun karena beberapa hal, hingga tahun 2023 film Indonesia ini belum juga tayang. Kondisi tersebut tentu saja membuat publik bertanya-tanya seperti apa kisah yang terdapat di dalamnya.
Apalagi sejumlah gambar promosi yang beredar tampak menunjukkan keseraman dari alur di film ini. Untuk menjawab rasa penasaran kalian, mari kita ulas tentang bocoran sinopsisnya.
BACA JUGA:Sinopsis Ketika Berhenti di Sini, Ketika Prilly Latuconsina Dihadang Kenangan
Sinopsis Lantai 4
Sinopsis Lantai 4 sendiri mengangkat fakta yang mungkin selama ini membuat orang bertanya-tanya. Fakta tentang larangan menggunakan nomor 4 di setiap lift gedung, hotel, maupun apartemen.
Pasalnya, hampir semua gedung di perkotaan memang tidak mencantumkan nomor tersebut.
Melainkan menggantinya dengan nomor 3A. Nomor 4 dalam budaya Tionghoa memiliki makna maut atau kematian. Film ini mengisahkan kejadian mistis Apartemen Flamboyan tepat di lantai 4.
Pasalnya, tidak ada satupun penghuni yang berani menginjakkan kakinya di sana. Kecuali seorang wanita paruh baya keturunan Tionghoa bernama Oma Lie.
BACA JUGA:Film Horor Tari Kematian, Misteri Tarian Kuno yang Terkutuk
Suatu hari, keponakan Oma Lie yakni Jonathan mengajak keluarganya untuk menginap di lantai 4 apartemen tersebut. Mengingat rumah lama mereka sudah laku terjual.
Julia, istri Jonathan beserta kedua putrinya yakni Laura dan Citra sejatinya tidak setuju dengan ide tersebut. Namun karena terpaksa, akhirnya mereka ikut pindah.