Tepung ini sebaiknya digunakan pada wajah dan seluruh tubuh untuk menjamin keamanan ruangan dan menjauhkannya dari segala bahaya.
Sebelum puncak upacara, biasanya disuguhkan beberapa acara hiburan tradisional kepada jemaah.
Acara hiburan tersebut antara lain Long Lesong, Beregong Beregong, Begasing, Becampak, Dulmuluk, Begubang, Begambus, Besepen, Betiong.
Puncak perayaan Maras Taun, acara diawali dengan nyanyian dan tarian Kota Maras yang dibawakan oleh 12 remaja putri.
BACA JUGA:Pulau Belitung Mempesona! 7 Rekomendasi Wisata Terbaik yang Wajib Masuk Wishlistmu!
Penarinya memakai kubaya, topi khas perempuan petani. Lagu yang dinyanyikan merupakan lagu syukur atas hasil panen yang mereka terima.
Gerakan tarian ini melambangkan para petani yang bekerja sama memanen padi di sawah.
Upacara kemudian dilanjutkan dengan acara Kwsalan yang dipimpin oleh seorang pemuka adat.
Kesalan adalah ucapan syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang lalu dan doa berkah di masa depan melalui air dan dedaunan.
Selanjutnya pemimpin adat menuangkan air yang dicampur daun Nerus dan daun Ati Ati untuk melindungi warga desa dari musibah.
BACA JUGA:Jangan Lewatkan! Inilah Rekomendasi Tempat Wisata yang Cantik di Bangka Belitung
Suasana upacara Maras Taun semakin meriah ketika warga berebut lepat, makanan yang terbuat dari nasi merah dan berisi potongan ikan atau daging.
Lepat yang disajikan besar, sehingga tamu kehormatan memotongnya menjadi beberapa bagian, namun repatnya kecil. Memotong dan mematahkan daun berukuran besar merupakan simbol pemimpin yang harus mengabdi pada rakyatnya.
Foto : Kue Lepat khas saat tradisi Maras Taun--Instagram
Ditempat terpisah, rangkaian prosesi Maras Taun di Desa Selat Nasik misalnya. Tradisinya memiliki keunikan tersendiri yakni salah satunya ditandai dengan pemotongan Lepat Gede.
Lepat Gede menjadi simbol pesta rakyat yang hanya ada di Desa Selat Nasik ketika perhelatan Maras Taun. Lepat Gede sendiri terbuat dari ketan dan dibungkus menggunakan daun lais minyak, dengan panjang kurang lebih 1.5 - 2 meter.