BACA JUGA:Sejarah Kehadiran Indonesia di Afrika, Berikut ini Bukti Penjelajahan Maritim Sejak Abad ke-7
Dalam upayanya untuk menghadapi ancaman ini, Amangkurat II membuat keputusan strategis dengan bersekutu bersama VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie), kekuatan kolonial Belanda yang memiliki kekuatan militer dan sumber daya yang signifikan.
Persekutuan ini ternyata berhasil. Meskipun Mataram harus menyerahkan beberapa wilayah sebagai imbalan kepada VOC, pada akhirnya, yang menduduki takhta di Jawa tetaplah seorang raja dari bangsa Jawa, bukan dari Madura, Makassar, atau Sunda.
Menurut beberapa ahli sejarah, jika saja Trunojoyo berhasil memenangkan pertempuran hingga akhir, ada kemungkinan besar bahwa ia akan menjadi Raja di Jawa.
Namun, nasib berkata lain. Trunojoyo berhasil dikalahkan dan akhirnya ditangkap.
BACA JUGA:Tradisi dan Sejarah Desa Pengotan, Dari Pengungsian hingga Menjadi Pusat Kebudayaan
Meski begitu, VOC, yang menangkap Trunojoyo, memiliki rencana untuk memanfaatkannya.
Mereka memperlakukan Trunojoyo layaknya seorang raja dengan harapan dapat menggunakan pengaruhnya untuk kepentingan mereka.
Namun, niat tersembunyi VOC ini rupanya terbaca oleh Amangkurat II.
Sang raja muda yang cerdas ini segera mengambil tindakan tegas untuk mengakhiri potensi ancaman yang masih tersisa.
BACA JUGA:Menelusuri Benteng Pendem Cilacap, Warisan Sejarah Kolonial yang Tersembunyi dan Dipugar
Dalam sebuah peristiwa yang mencerminkan betapa kuatnya keinginan Amangkurat II untuk mempertahankan kedaulatan Jawa, ia membunuh Trunojoyo dengan tangannya sendiri.
Peristiwa ini terjadi saat Trunojoyo sedang melakukan kunjungan seremonial ke kediaman seorang bangsawan di desa Payak, Jawa Timur, pada 2 Januari 1680.
Dengan tangan dan kerisnya sendiri, Amangkurat II mengakhiri hidup Trunojoyo, menutup bab pemberontakan Madura yang sempat mengguncang kekuasaan Jawa.
Kematian Trunojoyo menandai berakhirnya ancaman besar terhadap kedaulatan raja-raja Jawa dari luar kalangan mereka sendiri.
BACA JUGA:Sistem Saluran Air Bersejarah Ditemukan di Borujerd, Benarkah Teklnologi Kuno Memang Ada?