Sejarah Pulau Kemaro, Ada Legenda Cinta Pupus di Sungai Musi

Selasa 06-08-2024,20:30 WIB
Reporter : Gusti
Editor : Bodok

Kelenteng yang dikelola Yayasan Toa Pekkong Pulau Kemaro itu tengah berhias menyambut Cap Go Meh.

BACA JUGA:Pesona Tradisi: Merayakan Tahun Baru Imlek di Pulau Kemaro Palembang!

Setiap tahun pada malam Cap Go Meh, yaitu malam perayaan bulan purnama pertama setelah Imlek.

Ratusan ribu orang memadati kompleks yang hanya seluas 6 hektar itu. Tahun 2013, sebanyak 500.000 pengunjung datang ke Pulau Kemaro.

Pada malam bulan purnama pertama setelah Imlek, kelengangan harian di Pulau Kemaro berganti dengan kemeriahan semalam suntuk.

Sekitar 2.000 lampion dan lampu puluhan ribu watt menerangi seluruh kompleks kelenteng. Panggung-panggung pertunjukan kesenian Tionghoa menggelar pertunjukan semalam suntuk.

BACA JUGA:Menyambut Keberagaman: Tahun Baru Imlek di Pulau Kemaro Palembang!

Di malam itu, berbagai kesenian tradisional Tionghoa dipentaskan, mulai dari wayang potehi, drama tradisional China, hingga musik.

Beragam jenis jajanan dan barang kelontong digelar di 150 stan. Keramaian ini berlangsung semalam suntuk.

Juru kunci kelenteng, Bun Hao (47), mengatakan, kemeriahan Cap Go Meh merupakan tradisi yang telah berlangsung puluhan, bahkan mungkin sejak berdirinya kelenteng di Pulau Kemaro.

Sebagian besar pengunjung datang untuk sembahyang. Mereka berasal dari berbagai daerah di Nusantara hingga dari negeri-negeri tetangga seperti Singapura, Malaysia, bahkan dari China.

BACA JUGA:Meriahnya Perayaan Budaya: Tahun Baru Imlek di Pulau Kemaro Palembang!

Sebagian lagi adalah penduduk Palembang yang ingin menikmati kemeriahan setahun sekali tersebut. Sejak runtuhnya Orde Baru, kunjungan ke Hok Cing Bio di malam Cap Go Meh meningkat pesat. Perayaan Cap Go Meh pun menjadi lebih meriah.

"Peningkatan pengunjung lebih dari dua kali lipat sejak Orde Baru," kata Bun Hao yang merupakan generasi kedua yang tinggal di Pulau Kemaro sebagai juru kunci.

Pengelola Kelenteng Hok Cing Bio Pulau Kemaro tak pernah memungut biaya kepada pengunjung yang datang.

Di sana juga terdapat 40 toilet permanen gratis untuk mengakomodasi kunjungan ratusan ribu orang.

Kategori :