Bagaimana Suku Bonai Mempertahankan Tradisi di Provinsi Riau? Ini yang Dihadapi Suku Asli Provinsi Riau yang J

Sabtu 03-08-2024,14:51 WIB
Reporter : Jukik
Editor : Almi

Kajian seperti yang dilakukan oleh Ruswan (1984) tentang struktur bahasa, Zainal Abidin (2011) mengenai kata sapaan, dan Yance (2017) tentang vitalitas bahasa, merupakan contoh upaya untuk mempertahankan keaslian bahasa asli suku ini.

 

BACA JUGA:Mengenal Sejarah dan Fakta Menarik Candi Arjuna dengan Situs Bersejarah di Ketinggian 2.093

Namun, kajian mengenai bahasa dan budaya Suku Bonai masih tergolong minim dan terbatas, mengingat kondisi mereka yang sangat terisolasi.

Selain bahasa, adat-istiadat Suku Bonai juga menjadi fokus pelestarian. Salah satu tradisi yang cukup dikenal adalah ritual Lukah Gilo.

Lukah, dalam bahasa mereka, adalah alat penangkap ikan dari rotan, sementara Gilo berarti "gila". 

Ritual ini merupakan bentuk ekspresi dari hubungan antara manusia dan alam gaib yang bisa dilihat secara kasat mata. 

 

BACA JUGA:Menjelajahi Sejarah Kerajaan Sriwijaya dan Mengenal 10 Peninggalannya

Meskipun telah mengalami pengaruh Islam, masyarakat Suku Bonai masih mempraktikkan tradisi ini sebagai bagian dari warisan budaya mereka.

Ritual Lukah Gilo

Tradisi Lukah Gilo merupakan manifestasi dari kepercayaan animisme yang sebelumnya dianut oleh Suku Bonai. 

Ritual ini dilakukan dengan menggunakan Lukah, yang terbuat dari rotan dan berbentuk seperti orang-orangan sawah, serta tempurung kelapa sebagai kepala. 

 

BACA JUGA:Menyimpan Cerita Menarik! Inilah 4 Tempat Wisata Sejarah PALI yang Wajib Kamu Kunjungi

Lukah ini kemudian dimantrai oleh Bomo (dukun) agar bisa "menggila". 

Kategori :