Foto : Masyarakat Bajo-Sejarah Suku Bajo, Disebut Gipsi Laut Atau Manusia Ikan-Google.com
Namun pandangan itu dasarnya terlalu lemah. Memang secara dongeng ada keterkaitan.
Tetapi, tidak ada bukti arkeologi atau bahasa yang menunjukkan bahwa Orang Bajo berasal dari Johor.
Dua anak berlari di depan rumah bertembok batu di Desa Mola, Wakatobi. Rumah di desa Suku Bajo itu biasanya dibangun dengan kayu.
BACA JUGA:Asal-Usul Suku Bajo: Mengenal Komunitas Maritim dari Malaysia dan Kerabatnya di Filipina
"Rumah yang dari batu tandanya ada anak yang sukses dari keluarga itu. Bisa juga anak perempuannya menikah dengan orang kaya," kata Sadar, wakil presiden Suku Bajo, setengah bercanda.
Teori lain, dikatakan Grange, menerangkan bahwa Sama Bajau sebelumnya adalah orang-orang yang hidup di muara Sungai Barito.
"Dasarnya, dalam bahasa Dayak Ngaju dan Sama Bajau, ada 12 kata yang mirip," terang peneliti asing yang fasih berbahasa Indonesia itu.
Dalam teori yang diajukan oleh Robert Blust, ahli linguistik dari University of Hawaii, Orang Bajo yang berasal dari Bariro mulai melaut pada tahun 800 Masehi, seiring dengan berkembangnya Kerajaan Sriwijaya.
"Saat itu diduga suku Bajo dimanfaatkan untuk mendukung perdagangan laut, mengangkut barang ke China," ungkap Grange.
BACA JUGA:4 Wisata Terbaik di Labuan Bajo! Destinasi Andalan di Indonesia yang Wajib Kamu Kunjungi
Karena hal tersebut, semua anggota suku Bajo lalu pindah ke wilayah yang lebih utara yaitu Sulu, Filipina.
Menurut teori itu, Orang Bajo melaksanakan tugas sebagai pendukung perdagangan hingga akhir masa Sriwijaya.
Mereka kemudian tinggal lebih lama di wilayah Sulu, Filipina, dan kembali lagi menjelajah sekitar tahun 1.400 Masehi.
Penjelajahan kemudian lebih dipicu oleh invasi suku lain. Tahun 1.300 Masehi, suku Tausug menjajah Sulu.
"Interaksi antara mereka ditunjukkan dengan adanya konvergensi bahasa," ungkap Grange.