BACA JUGA:Mendiami Wilayah Banten, Inilah Berbedaan Jelas Antara Suku Bduy Luar dan Baduy Dalam, Apa Saja?
Dari Adam dan Hawa lahirlah keturunan mereka, yang menjadi nenek moyang seluruh manusia di dunia ini.
Adam sebagai nenek moyang suku Badui mempunyai tugas menjaga Sasaka Domas Mandala, sehingga keturunannyalah yang memikul tanggung jawab tersebut.
Adapun keturunan Adam Serpin, misinya adalah meramaikan dunia dan menjadikannya sarana menikmati kebahagiaan.
Oleh karena itu, mitologi Badui dianggap sebagai dasar penerimaan keragaman budaya dan adat istiadat di dunia ini.
Dengan kata lain, masyarakat Baduy memahami bahwa pluralisme dan multikulturalisme adalah sebuah kenyataan yang tidak dapat dielakkan. Karena mereka adalah takdir Tuhan Yang Maha Esa, Nungersakeen Gusti Allah.
BACA JUGA:Ingin Berkunjung? Inilah Larang Suku Baduy Luar dan Baduy Dalam yang Harus Kamu Taati
Menyimpang dari mitos tersebut, mereka meyakini bahwa semua manusia adalah keturunan Adam, manusia pertama di dunia.
Kami meyakini semua manusia adalah dulur (bersaudara) karena berasal dari satu garis keturunan.
Oleh karena itu, kesetaraan sebagai bangsa dimaknai sebagai humanisme dalam keyakinan dan penghormatan terhadap semua yang sudah ada dalam masyarakat Baduy.
Mitos ini diturunkan secara lisan oleh masyarakat Badui dan dianggap benar adanya.
Dan buktinya adalah Sasaka Domas, awal mula terciptanya alam semesta dan asal usul umat manusia.
BACA JUGA:Sejarah Cibaduyut: Dari Desa Kecil Menjadi Pusat Kerajinan Sepatu Terkenal
“Seluruh masyarakat Baduy sangat meyakini mitos asal usul manusia. Hasil wawancara mengungkap hal itu,” tulis Abdurrahman.
Gagasan ini mengakar dalam kehidupan mereka sehari-hari. Masyarakat Suku Baduy tidak pernah membeda-bedakan seseorang yang memasuki wilayahnya berdasarkan agama.
Asalkan menghormati adat istiadat orang Baduy, maka mereka pun akan dihormati sama seperti tamu-tamu lainnya.