Penelitian menunjukkan bahwa kebudayaan Harappa kuno mulai mengalami kemunduran karena perubahan ukuran gletser yang disebabkan oleh gaya orbit.
Hal ini mempengaruhi jumlah cahaya dan panas yang mencapai area tertentu.
Sekitar 1.300 SM, hal ini menyebabkan suhu menjadi lebih dingin dan memengaruhi musim hujan.
BACA JUGA:Menyingkap Jejak Sejarah: 6 Peradaban Kuno dan Peninggalan Mereka
Karena curah hujan yang lebih sedikit, orang-orang dari budaya Harappa berjuang untuk bercocok tanam. Hal ini menyebabkan kemunduran peradaban kuno mereka.
Mengutip pernyataan Dr. Malik, “Kami di sini menunjukkan bahwa peradaban ini tidak hanya menjadi dewasa tetapi juga menurun karena transisi dalam hidroklimat wilayah ini.
Masyarakat budaya Harappa tidak dapat bertahan hidup tanpa curah hujan yang melimpah.
Dan diyakini bahwa mereka meninggalkan daerah tersebut, meninggalkan kota-kotanya, dan bermigrasi ke tempat lain.
BACA JUGA:6 Peradaban Kuno Dalam Sejarah Dunia, Ternyata Ini Jejak Peninggalannya
Masyarakat tersebut pun membentuk masyarakat pertanian kecil di daerah dataran tinggi.
Membantah teori invasi Arya
Temuan ini juga mirip dengan temuan yang ditetapkan oleh Woods Hole Oceanographic Institution (WHOI). Berdasarkan studi fosil, mereka menemukan bahwa pola musim hujan telah berubah sekitar tahun 1800 SM.
Mereka menemukan bahwa musim hujan musim dingin tampaknya menjadi lebih kuat menjelang tahun-tahun terakhir peradaban Harappa. Dan musim hujan musim panas melemah.
Teori lain yang menjelaskan kemunduran peradaban menunjukkan bahwa peradaban itu hancur oleh gempa bumi atau oleh invasi bangsa Indo-Arya nomaden.
BACA JUGA:Sejarah Alat Tenun, Mengubah Peradaban Dunia Melalui Kreasi Kain Pakaian
Dahulu, banyak yang percaya bahwa bangsa Arya menyerbu Lembah Indus dan menyebabkan runtuhnya peradaban kuno itu.