Sejarahnya dapat ditelusuri kembali hingga zaman kerajaan-kerajaan Sunda yang ada sebelum masa penjajahan Belanda.
Awalnya, angklung digunakan dalam konteks keagamaan dan upacara adat serta sebagai bagian dari ekspresi seni dan budaya masyarakat Sunda.
BACA JUGA:Kerajaan Bolang: Mengungkap Sejarah dan Pembentukan Kerajaan di Sulawesi Utara
2. Material Utama: Bambu
Angklung terbuat dari bambu, bahan alami yang melimpah di Indonesia. Bambu dipilih karena resonansi suara dan fleksibilitasnya dalam pembuatan alat musik.
Setiap tabung bambu angklung memiliki ukuran dan tekanan udara yang berbeda, memungkinkan penghasilan nada yang variatif.
3. Perkembangan dan Penyebaran
BACA JUGA:Menyusuri Jejak Sejarah: Kerajaan-Kerajaan Afrika Kuno yang Menyimpan Banyak Misteri
Dengan berjalannya waktu, angklung tidak hanya populer di Jawa Barat tetapi juga menyebar ke berbagai daerah di Indonesia dan mancanegara.
Upaya pelestarian dan penyebaran oleh seniman, budayawan, dan pendidik di Indonesia memainkan peran penting dalam perkembangan ini.
4. Peran dalam Kehidupan Masyarakat
Angklung memiliki peran mendalam dalam kehidupan masyarakat Indonesia, tidak hanya sebagai alat musik tradisional, tetapi juga sebagai alat pendidikan untuk memperkenalkan budaya dan nilai-nilai tradisional kepada generasi muda.
BACA JUGA:5 Suku Berpengaruh di Nusa Tenggara Timur: Sejarah dan Kekuatan yang Mewarnai Wilayah
5. Pengakuan UNESCO
Pada tahun 2010, angklung diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO dari Indonesia.
Pengakuan ini memberikan dorongan besar untuk pelestarian, pengembangan, dan penyebaran angklung di dalam negeri dan di kancah internasional.