Perpindahan Ibu Kota dari Keling ke Daha
BACA JUGA:Menyimpan Cerita Menarik! Inilah 4 Tempat Wisata Sejarah PALI yang Wajib Kamu Kunjungi
Perpindahan ibu kota dari Keling ke Daha (Kediri) merupakan peristiwa penting lainnya dalam sejarah kerajaan ini.
Namun, sumber sejarah tidak memberikan informasi yang pasti mengenai waktu tepatnya perpindahan ini.
Menurut buku "Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit" karya sejarawan Prof. Slamet Muljana, perpindahan ibu kota terjadi selama pemerintahan Sang Prabhu Girindrawardhana Dyah Ranawijaya.
Informasi lebih lanjut tentang perpindahan ibu kota ini dapat ditemukan dalam karya sejarawan Portugis, Tomé Pires, yang berjudul "Suma Oriental".
BACA JUGA:Mengenal Sejarah dan Fakta Menarik Candi Arjuna dengan Situs Bersejarah di Ketinggian 2.093
Buku ini ditulis antara tahun 1512 dan 1515. Dalam "Suma Oriental", Tomé Pires menyebutkan bahwa ibu kota Jawa pada saat itu adalah Dayo.
Dayo, yang dalam transliterasi Portugis merujuk pada Daha (Kediri), terletak di pedalaman Jawa Timur, sekitar dua hari perjalanan dari Tuban.
Pentingnya Tuban dan Lokasi Daha
Pires menyebutkan bahwa Tuban adalah pelabuhan terdekat dengan ibu kota Dayo.
BACA JUGA:Menjelajahi Sejarah Kerajaan Sriwijaya dan Mengenal 10 Peninggalannya
Lokasi ini sangat penting untuk memahami posisi geografis ibu kota kerajaan pada waktu itu.
Armando Cortesao, yang menerbitkan karya Tomé Pires, menduga bahwa transliterasi Dayo dalam bahasa Portugis merujuk pada Daha di Jawa Timur.
Dugaan ini dianggap akurat karena Kediri memang terletak di pedalaman, sekitar seratus kilometer di selatan Tuban.