Teori yang ada saat ini menyatakan bahwa para imigran awal meninggalkan Afrika sekitar 70.000 tahun yang lalu. Hal ini menjadikan mereka kelompok manusia tertua yang hidup di luar Afrika.
Pendudukan Inggris
Ketika Inggris menjajah Australia pada tahun 1788, diperkirakan antara 750.000 hingga 1,25 juta penduduk Aborigin Australia tinggal di sana.
Tak lama kemudian, sebuah epidemi melanda komunitas adat di pulau tersebut. “Dan Inggris merampas tanah mereka,” tambah Blakemore.
Beberapa penduduk asli melawan. Diperkirakan 20.000 orang tewas dalam bentrokan kekerasan di perbatasan kolonial.
Meskipun ada perlawanan, sebagian besar penduduk mengalami penindasan. Ketika pemukim Inggris menyita tanah mereka, komunitas mereka dibantai dan dimiskinkan.
BACA JUGA:5 Suku di Papua, Mana Yang Paling Unik Tradisinya
Para peneliti telah mendokumentasikan setidaknya 270 pembantaian warga Aborigin Australia selama periode 140 tahun. Istilah “genosida” masih kontroversial.
Namun, diyakini secara luas bahwa orang-orang yang terkait dengan penduduk asli benua tersebut dimusnahkan melalui kekerasan.
Generasi yang Dicuri
Foto : Suku Aborigin-Sejarah Suku Aborigin, Menetap di Australia Sejak 65.000 Yahun Silam-National geographic
Antara tahun 1910 dan 1970, antara 10 dan 33 persen anak-anak Aborigin Australia dipindahkan secara paksa dari rumah mereka berdasarkan kebijakan asimilasi pemerintah.
“Generasi terampas” ini ditempatkan di panti asuhan atau lembaga. Mereka dilarang berbicara dalam bahasa ibu mereka. “Nama mereka sering berubah,” tambah Blakemore.
Kebanyakan masyarakat adat tidak mempunyai kewarganegaraan penuh atau hak memilih sampai tahun 1965. Baru pada tahun 1967 warga Australia memutuskan bahwa hukum federal juga harus berlaku bagi warga Aborigin Australia.
BACA JUGA:Mengupas 5 Fakta Telaga Biru Samares di Papua yang Memikat Hati