Pemindahan Ibu Kota oleh Herman William Daendels
Pada 25 Mei 1810, Gubernur Jenderal Herman William Daendels memberikan perintah kepada Bupati Bandung.
Juga Bupati Parakanmuncang untuk memindahkan ibu kota kabupaten mereka masing-masing ke daerah yang saat ini dikenal sebagai Tanjungsari yaitu daerah Cikapundung dan Andawadak mendekati Jalan Raya Pos.
BACA JUGA:Menyimpan Cerita Menarik! Inilah 4 Tempat Wisata Sejarah PALI yang Wajib Kamu Kunjungi
Namun, jauh sebelum perintah tersebut, Wiranatakusumah II sudah merencanakan pemindahan ibu kota Kabupaten Bandung.
Beliau telah menemukan lokasi yang strategis dan baik sebagai pusat pemerintahan, yaitu lahan kosong berupa hutan di tepi barat Sungai Cikapundung, dan tepi selatan Jalan Raya Pos yang sedang dibangun, yang kini menjadi pusat Kota Bandung.
Alasan Pemindahan Ibu Kota
Alasan utama pemindahan ibu kota dari Krapyak adalah karena daerah tersebut sudah tidak cocok sebagai pusat pemerintahan.
BACA JUGA:Peninggalan Bersejarah Candi Arjuna yang diyakini Miliki Segelintir Kisah Menarik!
Krapyak terletak di sisi selatan Bandung dan sering dilanda banjir saat musim hujan.
Pada akhir tahun 1808 atau awal 1809, bupati bersama sejumlah rakyatnya pindah dari Krapyak ke lahan yang menjadi ibu kota baru.
Awalnya, bupati tinggal di Cikalintu (sekarang dikenal sebagai Cipaganti), kemudian pindah ke Balubur Hilir, dan akhirnya menetap di Kampung Bogor (sekarang Kebon Kawung, lokasi Gedung Pakuan saat ini).
Peresmian Kota Bandung
BACA JUGA:Eksplorasi Sejarah Suku Musi Banyuasin, Mengenal Keberagaman Budaya di Sumatera Selatan
Kota Bandung diresmikan sebagai ibu kota baru Kabupaten Bandung dengan besluit (surat keputusan) tanggal 25 September 1810.
Tanggal ini dianggap sebagai hari jadi Kota Bandung karena belum ada sumber lain yang menunjukkan fakta lebih akurat.