Kerajaan Pajang: Jejak Sejarah dan Dampaknya terhadap Penyebaran Islam di Jawa Tengah

Senin 15-07-2024,23:52 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM - Kerajaan Pajang, yang berdiri di Pulau Jawa pada abad ke-16, memiliki peran penting dalam penyebaran Islam di wilayah Jawa, khususnya di Surakarta.

Sebagai penerus Kesultanan Demak yang runtuh akibat persaingan di antara para adipati, kerajaan ini berpusat di daerah perbatasan antara Desa Pajang, Kota Surakarta, dan Desa Makamhaji, Kartasura, Kabupaten Sukoharjo. 

Didirikan oleh Sultan Hadiwijaya, yang dikenal sebagai Jaka Tingkir, kerajaan ini muncul setelah Jaka Tingkir berhasil menumpas pemberontakan Arya Penangsang, adipati Jipang.

Menurut sumber sejarah, Jaka Tingkir mendapatkan dukungan dari Sunan Kalijaga, salah satu wali Songo, yang membantunya menggantikan Sultan Trenggana sebagai raja Demak pada tahun 1546.

BACA JUGA:Sejarah Etnis Rejang, Konon Menelusuri Sungai Musi Hingga Menetap di Bengkulu

BACA JUGA:Catatan Sejarahwan Belanda, Begini Sejarah Suku Daya KOMERING di Sumsel

Namun, ia memilih untuk tetap berkuasa di Pajang dan tidak memindahkan pusat pemerintahannya, serta menggunakan gelar senopati ing alaga (pemimpin perang) untuk menghindari konflik.

Di bawah kepemimpinan Sultan Hadiwijaya, Kerajaan Pajang mencapai puncak kejayaan, menguasai wilayah yang luas dan menjalin hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara. Sultan Hadiwijaya dikenal sebagai pemimpin yang bijaksana dan dermawan, menghargai peran ulama dan wali dalam penyebaran Islam.

Ia juga memberikan perhatian besar pada kesejahteraan rakyat.

Salah satu warisan penting dari kerajaan ini adalah makam Sultan Hadiwijaya yang terletak di Desa Makamhaji. Makam ini menjadi simbol penghormatan terhadap kontribusi raja dalam kemajuan Islam di Jawa Tengah.

BACA JUGA:Penemuan Prasasti Kuno di Sacsayhuamán Berusia 30.000 Tahun, Mengguncang Sejarah Manusia

BACA JUGA:Eksplorasi Sejarah Jalan Braga: Destinasi Wisata yang Sarat Makna di Bandung

Kejatuhan Kerajaan Pajang terjadi pada tahun 1587 setelah kematian Sultan Hadiwijaya tanpa pewaris tahta. Tahta diserahkan kepada Ki Ageng Pemanahan, yang kemudian mendirikan Kerajaan Mataram, sebagai cikal bakal Kesultanan Yogyakarta dan Surakarta.

Pengaruh Kerajaan Pajang dalam penyebaran Islam sangat signifikan. Komitmen kerajaan ini terhadap ulama dan wali menunjukkan dedikasinya dalam memperkuat budaya dan agama Islam. Selain itu, kerajaan ini juga berperan dalam melestarikan budaya lokal, mengintegrasikan nilai-nilai agama dengan tradisi setempat yang masih dipraktikkan hingga kini.

Kerajaan Pajang adalah tonggak penting dalam sejarah Islam di Jawa, dengan warisan budaya yang tetap hidup sebagai bukti kejayaan masa lalu.

Kategori :