BACA JUGA:Sebagian Wanita Sparta Punya Dua Suami, Mengupas Kisah Sejarah Yunani Kuno!
Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat awalnya aktif dalam Boedi Oetomo (BO), sebuah organisasi modern yang berorientasi Jawa.
Namun, mereka memisahkan diri karena BO dianggap terlalu moderat dan tidak memperjuangkan bangsa Indonesia secara menyeluruh.
Bersama dengan Douwes Dekker, mereka membentuk **Tiga Serangkai** dan mendirikan *Indische Partij (IP)* pada 25 Desember 1912.
IP bertujuan untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia, termasuk kalangan Indo-Eropa.
BACA JUGA:Menyimpan Cerita Menarik! Inilah 4 Tempat Wisata Sejarah PALI yang Wajib Kamu Kunjungi
Pengasingan Tokoh Tiga Serangkai
Pada akhir tahun 1912, pemerintah kolonial Belanda melarang IP karena dianggap radikal.
Pada Agustus 1913, Soewardi dan Tjipto dituduh menghasut rakyat untuk memboikot perayaan 100 tahun kemerdekaan Belanda.
Soewardi menghasut melalui artikelnya yang berjudul "Als ik een Nederlander was" (Seandainya saya seorang Belanda), yang mempertanyakan dan memprotes perayaan kemerdekaan Belanda di Hindia Belanda.
BACA JUGA:Berkedok Demi Kesejahteraan Rakyat! Inilah Ritual Menyimpang Raja Kertanegara
Tjipto, bersama Soewardi, Abdoel Moeis, dan Wignjasastra, mengkampanyekan boikot melalui Komite Boemi Poetra.
Douwes Dekker, dianggap sebagai dalang di balik penghasutan tersebut.
Ketiganya dihukum dengan pengasingan: Tjipto ke Banda, Soewardi ke Bangka, dan Dekker ke Timor.
Kemudian, atas permintaan mereka, pengasingan dipindahkan ke Belanda.
BACA JUGA:Silsilah Keluarga Mahabharata, Mengungkap Asal Usul Pandawa dan Kurawa