PAGARALAMPOS.COM - Pada Sabtu, 6 Juli 2024, Jaringan Moderat Indonesia (JMI) mengapresiasi langkah signifikan Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri (Densus 88) dalam membawa sejumlah pimpinan Jamaah Islamiyah (JI) kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Direktur Eksekutif JMI, Islah Bahrawi, menyatakan bahwa upaya keras dan lembut dari Densus 88 dalam menyadarkan kelompok JI telah membuahkan hasil yang sangat bersejarah bagi Indonesia dan Asia Tenggara.
Menurut Islah, deklarasi pembubaran JI sebagai organisasi radikal-terorisme merupakan tonggak sejarah baru.
Langkah ini tidak hanya menunjukkan keberhasilan operasi keamanan, tetapi juga menyoroti upaya panjang Densus 88 dalam melibatkan para pemikir ekstremis untuk menyadari kesalahan yang selama ini mereka anut.
BACA JUGA:Bareskrim Sita HP hingga Laptop Saat Geledah Ditjen di ESDM Terkait Dugaan Korupsi PJUTS
BACA JUGA:Yamaha Cygnus Gryphus 2025, Motor Matik Terbaru dengan Performa Unggulan dan Efisiensi BBM Tinggi
Apresiasi terhadap Densus 88
Dalam beberapa tahun terakhir, Densus 88 telah menjadi garda terdepan dalam menghadapi ancaman terorisme di Indonesia.
Pendekatan mereka yang komprehensif, dari tindakan keras hingga pendekatan persuasif, telah membawa dampak yang signifikan.
Kewaspadaan Pasca Pembubaran
BACA JUGA:Kenaikan Harga MinyaKita, Begini Dampak dan Tanggapan Masyarakat
BACA JUGA:Ancaman Impor Ilegal Terhadap Ekonomi Nasional, Begini Tantangan dan Solusinya!
Meskipun pembubaran JI merupakan langkah monumental, Islah mengingatkan bahwa kewaspadaan tidak boleh kendur.
Ideologi ekstremis tidak akan mati begitu saja; mereka mungkin hanya akan memasuki periode hibernasi sebelum kembali mengancam kebinekaan Indonesia.
Deklarasi Pembubaran JI