“Pada Desember saja, saat ini di tengah pemboman yang dilakukan tentara dan angkatan udara Israel di Jalur Gaza, yang menimbulkan dampak buruk bagi penduduk sipil, ekspor Italia mencapai 1,3 juta euro.
BACA JUGA:Hamas Tegaskan Tidak Akan Berunding Selama Serangan Israel di Gaza Masih Berlanjut
Sehingga menandai puncak periode tersebut pada Oktober dan pada November)," majalah berita Italia Altreconomia melaporkan.
Menurut Institut Statistik Nasional Italia (ISTAT), sebagian besar ekspor ini berkaitan dengan kategori seperti senapan, senjata pegas, dan senjata serupa yang menggunakan udara atau gas bertekanan.
Sementara itu, sejumlah besar €430.000 dialokasikan untuk suku cadang dan aksesori untuk beragam senjata api, termasuk senapan mesin, revolver, pistol, dan perangkat lainnya.
Inggris
Menteri Luar Negeri David Cameron mengumumkan pada April bahwa Inggris tidak akan menghentikan penjualan senjata ke Israel.
BACA JUGA:Tentara Israel Tewas dalam Pertempuran di Gaza Selatan
Setelah pemeriksaan menyeluruh terhadap pedoman hukum terbaru di tengah krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung di Gaza.
Perusahaan-perusahaan Inggris seperti BAE Systems tetap terlibat dalam memasok persenjataan ke Israel.
Termasuk komponen untuk jet tempur F-15, F-16, dan F-35, menurut laporan Action on Armed Violence yang berbasis di London.
Inggris memasok sekitar 15% komponen pembom siluman F-35 yang saat ini digunakan di Gaza, menurut Human Rights Watch.
BACA JUGA:Genosida Berlanjut di Palestina, Israel Dituduh Gunakan Senjata Mengerikan ke Warga Gaza
Selain itu, terdapat 28 izin peralatan militer Inggris aktif dan 28 tertunda yang dapat digunakan Israel di Gaza.
Namun, Menteri Pertahanan Grant Shapps mengklaim bahwa ekspor pertahanan Inggris ke Israel “relatif kecil,” dengan total £42 juta pada 2022.
Menurut data dari Kampanye Melawan Perdagangan Senjata (CAAT), Inggris telah mengizinkan ekspor senjata senilai £560 juta ke Israel sejak 2008.