BACA JUGA:1.667 Personel Polri Bergeser ke IKN, Termasuk Para Jenderal
Perakitan kembali membutuhkan waktu yang relatif singkat untuk pengangkutan pasukan. Dalam salah satu file, penulis melihat kemampuan kru Yon Armed dalam merakit M-48 dalam waktu kurang dari 10 menit.
Bobot ringan dan kemampuan manuver M-48 membuatnya ideal untuk mendukung pergerakan pasukan terjun payung.
Dalam beberapa kali latihan, Helikopter Bell 412 Komando Udara TNI Angkatan Darat kerap membawa M-48 ke tempat pementasan.
M-48 sebenarnya sangat cocok untuk mendukung pergerakan pasukan dalam operasi gerilya dan dapat dengan mudah menarik hewan sekelas kerbau sekalipun.
BACA JUGA:Persiapan Pelaksanaan Upacara Kemerdekaan di IKN, Polda Kaltim Terima Puluhan Kendaraan Listrik
TNI AD meyakini meriam ini sepenuh hati sebagai unsur persenjataannya yang paling ampuh.
Setidaknya hal ini terlihat dari banyaknya batalyon bersenjata yang masih menggunakan M-48. Di antara berbagai tipe M-48, TNI AD memiliki tipe M 48-B1-A1-I.
M-48 memiliki jangkauan 7.800 hingga 8.750 meter. Sudut elevasi barel dapat diatur secara manual antara -15/+45 derajat.
Kecepatan tembakan proyektil mencapai 387 meter per detik, dan awak M-48 mampu menembakkan hingga 25 peluru per menit dalam kondisi kesiapan tinggi. Setelah menembakkan 6.000 peluru, larasnya sendiri harus diganti.
BACA JUGA:Gelar Dialog Penguatan Internal di Kaltim, Dukung Percepatan Pembangunan IKN
Jenis amunisi yang bisa dilontarkan dari M-48 adalah HE (high explosive)-unitary, HE-Frag, HESH, HEAT, Smoke, dan Inert training.
Berat untuk proyektilnya bervariasi, seperti untuk jenis HEAT (high explosive anti tank) – 5,1 kg dan HE M55 – 6,2 kg.
Di lingkungan armed TNI AD, satu pucuk M-48 diawaki oleh 6 personel. Dengan menggunakan basis towed, meriam ini dapat ditarik jip hingga kecepatan maksimum 30 km per jam.
M-48 akrab disebut sebagi ”Tito Gun,” Tito mengacu pada nama Presiden Yugoslavia kala itu, Josef Broz Tito.
Sudah tidak diproduksi, selain Indonesia M-48 masih digunakan secara terbatas oleh India, Myanmar, dan Sri Lanka. (*)