Tradisi Ziarah Kubur di Tiga Negara, Sejarah dan Maknanya Seperti Ini

Jumat 26-07-2024,04:57 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM - Tradisi ziarah kubur menjelang Ramadhan adalah praktik umum di kalangan umat Islam, yang tidak hanya berlangsung di Indonesia tetapi juga di berbagai negara di seluruh dunia.

Ziarah kubur, yang berasal dari kata Arab "Zara" yang berarti mengunjungi, melibatkan kunjungan ke makam untuk berdoa dan melakukan salat. Kegiatan ini dipercaya dapat membersihkan hati, mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk bulan puasa.

Namun, ziarah kubur menjelang Ramadhan tidak hanya berkisar pada aspek spiritual, tetapi juga merupakan cara untuk mengenang orang yang telah meninggal.

Berikut ini adalah bagaimana tradisi ini dipraktikkan di tiga negara berbeda:

1. Irak

Di Irak, tradisi ziarah kubur sangat penting, terutama menjelang bulan Ramadhan. Di negara ini, jutaan Muslim Syiah dan pengunjung dari berbagai belahan dunia berkumpul di kota Karbala untuk melakukan ziarah Arbaeen, yang memperingati kematian Husein, cucu Nabi Muhammad SAW.

Acara ini sangat berarti bagi komunitas Syiah karena Husein dianggap sebagai simbol pengorbanan dan perjuangan untuk komunitas Islam.

2. Suriname

Suriname, sebuah negara di Amerika Selatan dengan populasi yang signifikan dari keturunan Jawa, juga menjaga tradisi ziarah kubur. Pada abad ke-19, orang-orang Jawa yang dibawa oleh penjajah Belanda ke Suriname membawa serta tradisi Islam mereka, termasuk kebiasaan ziarah.

Di Suriname, menjelang Ramadhan, masyarakat Muslim, termasuk keturunan Jawa, sering melakukan ziarah ke makam keluarga baik di dalam negeri maupun di luar negeri sebagai bagian dari perayaan Idul Fitri dan bulan puasa.

3. Malaysia

Di Malaysia, tradisi ziarah kubur menjelang Ramadhan sangat umum dan mirip dengan praktik di Indonesia. Umat Islam di Malaysia tidak hanya mengunjungi makam anggota keluarga mereka, tetapi juga makam raja-raja Melayu, seperti di Kepulauan Riau, Tanjung Pinang, dan Pulau Penyengat.

Kunjungan ke makam-makam ini sering dilakukan untuk mendoakan nenek moyang Melayu menjelang Ramadhan, dan merupakan bagian penting dari budaya dan sejarah lokal.

Melalui praktik ziarah kubur yang dilakukan menjelang Ramadhan, masyarakat di ketiga negara ini memperkuat ikatan keluarga dan komunitas sambil mengingat orang-orang tercinta yang telah meninggal.

Tradisi ini tidak hanya mencerminkan aspek spiritual tetapi juga merupakan bagian integral dari warisan budaya masing-masing negara.

Kategori :