PAGARALAMPOS.COM - Kerajaan Galuh merupakan bagian penting dari sejarah Jawa Barat yang sering kali terlupakan.
Terletak di tanah Sunda, kerajaan ini menyimpan cerita yang kaya dengan pengaruh Hindu dan kontribusi penting terhadap perkembangan sejarah Indonesia.
Menurut Rissalwan Habdy Lubis dalam bukunya "Spiritualitas Bencana: Konteks Pengetahuan Lokal dalam Penanggulangan Bencana," Kerajaan Galuh muncul sebagai entitas yang lebih kecil dibandingkan Kerajaan Sunda Galuh, yang akhirnya mendominasi hampir seluruh wilayah Jawa Barat bagian Selatan.
Para Raja dalam Silsilah Kerajaan Galuh
Kerajaan Galuh, yang terletak di antara Sungai Serayu dan Citarum, merupakan penerus dari Kerajaan Tarumanegara. Berikut adalah para raja yang menduduki tahta Kerajaan Galuh:
1. Sri Medangjati - Raja pertama Galuh yang memerintah selama 15 tahun sejak awal pendirian kerajaan.
2. Wretikandayun - Putra Sri Medangjati, yang memerintah dari tahun 612 hingga 702 Masehi, dikenal karena mengubah Sundapura menjadi kerajaan mandiri.
3. Prabu Suraghana - Memimpin Galuh singkat dari tahun 702 hingga 709, diikuti oleh Raja Sanna yang memerintah hingga tahun 716.
4. Rakeyan Jambri- Raja terakhir Kerajaan Galuh, yang memerintah dari tahun 723 hingga 732, menyaksikan akhir kemerdekaan Galuh ketika bergabung dengan Kerajaan Sunda.
Meskipun banyak nama tercatat dalam sejarah Kerajaan Galuh, lima raja ini menandai periode penting dalam sejarah kerajaan.
Jejak sejarah mereka, meski tersembunyi, memberikan wawasan berharga tentang masa lalu yang berwarna-warni.
Memahami sejarah dan kontribusi Kerajaan Galuh penting untuk menghargai warisan budaya Jawa Barat dan sejarah Indonesia secara keseluruhan.
Dengan meneliti dan mempelajari kerajaan ini lebih dalam, kita dapat mengungkap nilai-nilai dan kebijaksanaan yang masih relevan hingga kini.
Kerajaan Galuh menyimpan banyak aspek yang menunggu untuk dieksplorasi, dari tradisi keagamaan hingga sistem pemerintahan.
Memelihara dan menghormati warisan sejarah ini membantu memastikan bahwa kontribusi dan cerita Kerajaan Galuh tetap hidup dalam ingatan kolektif kita.