Percaya Tidak, Galaksi Bima Sakti Tangga Menuju Akherat

Rabu 29-05-2024,11:21 WIB
Reporter : Gusti
Editor : Bodok

Antara perannya dalam mitologi Mesir kuno dan penggambaran dewa bintang lainnya dalam budaya di seluruh dunia.

Misalnya, salah satu dokumen peti mati Mesir menggambarkan Nut sebagai "tangga" yang melaluinya jiwa orang mati naik ke alam baka.

Hal ini juga mencerminkan peran Bima Sakti dalam mitologi penduduk asli Amerika.

"Banyak penduduk asli Amerika di seluruh Amerika Utara memandang Bima Sakti sebagai jalan bagi roh orang mati untuk melakukan perjalanan ke akhirat," tulis Graul.

BACA JUGA:Sosok Firaun Menkaure dalam Sejarah Mesir Kuno

"Nama Lakota untuk Bima Sakti adalah Wanay Tachasik, jalan spiritual suku Lakota menuju surga setelah kematian."

Graul juga berkata, "Orang Maya Yucatecan melakukan perjalanan di sepanjang Bima Sakti pada malam hari. Dia juga menjelaskan bahwa dia melakukan perjalanan. Tempat di mana jalur gelap Great Rift of the Milky Way dibayangkan sebagai jalan raya yang mengarah langsung ke dunia bawah.

Bagian lain dari Kitab Nut menggambarkan burung-burung yang muncul dari ujung utara sang dewi setiap musim dingin saat mereka bermigrasi ke selatan dari Eropa ke Afrika.

Secara terpisah, hal ini tidak banyak membuktikan bahwa Nut mewakili Bima Sakti, meskipun hubungan tersebut menjadi lebih jelas.

BACA JUGA:Memahami Keyakinan Agama Mesir Kuno

Ketika kita mempertimbangkan hubungan antara kumpulan bintang itu dan migrasi burung dalam budaya masyarakat pribumi lainnya.

“Hubungan ini masih ada sampai sekarang dalam nama yang diberikan kepada galaksi itu oleh Finlandia, Estonia, dan beberapa negara Baltik: ‘Jalur Burung’ (misalnya, Linnunrata dalam bahasa Finlandia atau Paukščių Takas dalam bahasa Lituania),” tulis Graur dalam makalah studinya yang telah terbit di Journal of Astronomical History and Heritage.

Secara keseluruhan, temuan Graur menyoroti misteri Nut dan hubungannya dengan Bima Sakti. 

BACA JUGA:Mengintip Perayaan Idul Fiitri Dimasa Kekaisaran Ottoman dan Mesir Kuno, Mengikis Tradisi Jahiliya

Studi ini menunjukkan bahwa berbagai bagian tubuh dewi Mesir kuno itu mampu mewakili bintang-bintang tersebut pada waktu yang berbeda sepanjang tahun.

Graur menjelaskan, penelitiannyabjuga menunjukkan bahwa peran Nut dalam transisi orang yang meninggal ke alam baka dan hubungannya dengan migrasi burung tahunan konsisten dengan cara budaya-budaya lain mengartika Bima Sakti. (*)

Kategori :