Dengan revisi Perpres tersebut, jelas Sonya, Bulog bisa melakukan perencanaan jangka panjang berdasarkan analisis prediksi, sehingga bisa membuat estimasi kapan harus impor dan berapa potensi pengadaan dari dalam negeri.
BACA JUGA:Tak Hanya Yordania, Mesir Kutuk Serangan Israel, Warga Sipil Jadi Target Bombardir Rafah
"Dengan begitu, izin impor bisa terbit di awal tahun, sehingga kami bisa melakukan manuver. Kalau kami diberikan izin impor 2 juta ton, kami juga nggak akan langsung melakukannya sekaligus, tetap harus melihat kondisi," katanya. Mendengar penjelasan tersebut, Tomsi kemudian memerintahkan Bulog segera melakukan rapat dengan Kementerian BUMN dan Bapanas agar bisa mencapai titik terang atas kendala tersebut.
"Dan ibu tadi menyinggung soal kapasitas gudang dan permasalahan di gudang. Saya harapkan bisa dihitung betul dengan kondisi kita. Supaya nanti ada solusinya," tegas Tomsi.
Dalam rapat ini, jelas terlihat urgensi koordinasi antar lembaga terkait dalam mengelola cadangan pangan nasional guna menghindari lonjakan harga beras di masa depan.
BACA JUGA:Rusia Kembali Bombardir Kharkiv, Belasan Orang Tewas dan Puluhan Lainnya Terluka
Kesigapan dan sinergi antara Bulog, Bapanas, dan Kementerian BUMN menjadi kunci dalam memastikan stabilitas harga beras di Indonesia. *