Namun, negara-negara berkembang diperkirakan hanya akan tumbuh sebesar 3,9 persen, lebih rendah dari rata-rata pertumbuhan sebelumnya.
Bahkan, negara-negara berpendapatan rendah akan menghadapi tantangan yang lebih besar, dengan proyeksi pertumbuhan sebesar 5,5 persen yang lebih lemah dari yang diperkirakan sebelumnya.
Pada akhir tahun 2024, ada sekitar satu dari empat negara berkembang dan 40 persen negara berpenghasilan rendah kemungkinan akan menghadapi kemiskinan yang lebih dalam dibandingkan sebelum pandemi COVID-19.
BACA JUGA:Bisnis Retail Unggulan: Strategi Membuka Gerai Alfamart dengan Peluang Bisnis yang Luas
Sementara itu, di negara maju, tercatat pertumbuhan ekonomi melambat menjadi 1,2 persen dari 1,5 persen pada tahun sebelumnya.
Maka, tantangan ekonomi global semakin membebani negara-negara berkembang, membutuhkan langkah-langkah strategis untuk mengatasi dampaknya dan merangsang pertumbuhan yang berkelanjutan.
Beberapa indikator ekonomi menunjukkan tanda-tanda penurunan yang signifikan, yang dapat membawa dampak buruk bagi pertumbuhan ekonomi di berbagai negara.
Penyebab utamanya adalah berbagai faktor, termasuk inflasi yang tinggi, ketidakstabilan politik, dan gangguan rantai pasokan global yang belum sepenuhnya pulih pasca-pandemi COVID-19.
BACA JUGA:Potensi Besar Bisnis Petrokimia di Indonesia, Begini Kata Bos Kilang Pertamina!
Banyak negara besar telah memberikan peringatan akan potensi resesi yang lebih dalam dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Salah satu faktor utama yang diprediksi memperburuk kondisi ekonomi global adalah inflasi yang terus meroket.
Lonjakan harga bahan baku dan energi telah meningkatkan biaya produksi, yang pada gilirannya menaikkan harga barang dan jasa.
Bank sentral di berbagai negara berupaya mengekang inflasi dengan menaikkan suku bunga, namun langkah ini berisiko memperlambat pertumbuhan ekonomi lebih jauh.
BACA JUGA:Panduan Praktis Menghadapi Tantangan Bisnis Franchise, Langkah Tepat Menuju Sukes
Inflasi yang tinggi juga mengurangi daya beli masyarakat, menyebabkan penurunan konsumsi dan investasi, dua komponen utama yang mendorong pertumbuhan ekonomi.
Selain inflasi, ketidakstabilan politik di berbagai belahan dunia turut berkontribusi pada ketidakpastian ekonomi global.