Potensi Besar Bisnis Petrokimia di Indonesia, Begini Kata Bos Kilang Pertamina!

Selasa 14-05-2024,18:29 WIB
Reporter : Edi
Editor : Almi

Konferensi ini bertema "Building Resilience of the National Petrochemical Industry Amidst Regional and Global Economic Uncertainty".

Tema ini relevan dengan tantangan yang dihadapi industri saat ini, termasuk fluktuasi harga bahan baku dan produk petrokimia akibat kondisi geopolitik global yang kurang stabil.

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, menyatakan bahwa potensi pengembangan bisnis petrokimia di Indonesia masih sangat besar.

"Saat ini potensi gas to petrochemical dapat dikembangkan sebagai salah satu upaya dalam mendukung pencapaian target Net Zero Emission," ungkap Nicke.

BACA JUGA:Mengungkap Rahasia Pengangkatan PPPK, Validasi Data BKN sebagai Kunci Utama, Ini Kata Abdullah Azwar Anas!

Beliau juga menekankan perlunya framework roadmap yang mencakup aspek transportasi, distribusi, infrastruktur, dan insentif fiskal untuk pengembangan bisnis petrokimia di Indonesia.

Menteri Perindustrian, Agus Gumilang Kartasasmita, juga menegaskan bahwa peluang investasi baru masih terbuka lebar untuk pengembangan petrokimia.

Pertamina diharapkan dapat terus berkontribusi dalam peningkatan produksi petrokimia, terutama untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri.

"Saya juga mengharapkan Pertamina untuk mampu memasok bahan baku petrokimia baik dari sisi hulu, intermediate, dan hilir," tambah Agus.

BACA JUGA:Sukatno MSi dari BEMG Bersiap Maju di Pilgub Bengkulu 2024, Daftar ke Partai Gerindra

Opsi Pengembangan dan Investasi

Direktur Utama Kilang Pertamina Internasional (KPI), Taufik Aditiyawarman, menyampaikan bahwa KPI memiliki tiga opsi pengembangan bisnis petrokimia di Indonesia: Joint Venture, strategic agreement, dan Merger & Acquisition.

KPI menargetkan produksi petrokimia sebesar 7,5 juta ton per tahun pada 2030, meningkat signifikan dari produksi saat ini yang sebesar 1,9 juta ton per tahun.

Sementara itu, Direktur Utama PT Tuban Petrochemical Industries, Sukriyanto, membahas pembiayaan infrastruktur industri petrokimia nasional melalui public private partnership (PPP).

BACA JUGA:Kembali Ditemukan Gas Besar di South Andaman, Tambang Energi Baru Indonesia, Cek Faktanya Disini!

Melalui metoda ini, pemerintah dan swasta dapat berbagi manfaat dan biaya untuk mempercepat pembangunan infrastruktur petrokimia dalam satu kawasan terpadu, sehingga tercipta efisiensi dalam pembiayaan dan penggunaan infrastruktur.

Kategori :