Namun, perubahan drastis terjadi ketika gunung tersebut meletus akibat ulah manusia, dan dari kawahnya terbentuklah danau yang luas dan dalam.
Legenda ini dipercaya sebagai cerita asal-usul yang melekat dalam budaya dan sejarah Sumbar.
Cerita legenda ini menarik karena melibatkan tokoh-tokoh seperti Bujang Sembilan dan Siti Rasani, sepuluh bersaudara yang tinggal di kaki Gunung Tinjau.
Kehidupan mereka yang penuh dengan perjuangan dan cinta, terjalin dalam lingkungan yang keras namun penuh keindahan alam.
BACA JUGA:Berkedok Demi Kesejahteraan Rakyat! Inilah Ritual Menyimpang Raja Kertanegara
Kisah cinta antara Siti Rasani dan Giran, putra pemimpin setempat, menjadi pusat perhatian dalam legenda ini.
Namun, seperti dalam banyak cerita epik, ada konflik yang muncul.
Dendam yang disimpan oleh Kukuban, salah satu dari Bujang Sembilan, menjadi benih bagi tragedi yang mengubah nasib danau itu sendiri.
Konflik internal keluarga dan masyarakat menjadi pemicu terbentuknya cerita yang mewarnai keindahan danau yang sekarang ini.
BACA JUGA:Peninggalan Bersejarah Candi Arjuna yang diyakini Miliki Segelintir Kisah Menarik!
Ketika Giran memutuskan untuk meminang Siti Rasani, konflik pun memuncak. Dendam yang disimpan oleh Kukuban membuatnya menolak pinangan tersebut.
Hal ini mengarah pada perseteruan antara keluarga dan masyarakat setempat.
Sidang adat yang digelar untuk menyelesaikan konflik justru memunculkan keputusan yang menggegerkan: sumpah dua sejoli tersebut.
Sumpah untuk melompat ke dalam kawah Gunung Tinjau sebagai bukti kesucian diri mereka, menjadi puncak dramatis dari cerita ini.
BACA JUGA:Sebagian Wanita Sparta Punya Dua Suami, Mengupas Kisah Sejarah Yunani Kuno!
Saat kawah gunung tersebut meletus, dan lahar panas menyembur, masyarakat menyadari bahwa keputusan yang diambil oleh Siti Rasani dan Giran tidak sia-sia.