Fakta Mengejutkan! Inilah Benteng Tertua di Dunia yang Mengubah Sejarah Peradaban Umat Manusia

Selasa 07-05-2024,11:57 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM -  Situs benteng tertua berhasil ditemukan di wilayah terpencil Siberia. Namun, bangunan diperkirakan berasal dari zaman manusia masih berburu, meramu, dan memancing.

Penelitian terbaru dalam jurnal Antiquity mengungkapkan Amnya, benteng tersebut, dibangun 8.000 tahun lalu. Temuan ini berbeda dengan perkiraan sebelumnya karena pemukiman di sekitarnya cukup modern dibangun pada masa itu.

Pemukiman itu memiliki pagar kayu, tepian sungai, dan juga parit. Tempat tersebut dianggap terlalu maju dibangun oleh pemburu. Jadi, para ahli memperkirakan usianya hanya beberapa ribu tahun saja.

Temuan benteng tertua dunia di Siberia berhasil mengubah sejarah umat manusia. Penyebabnya karena wilayah sekitarnya terlalu maju untuk zaman saat benteng dibangun.

BACA JUGA:Tradisi Perkawinan Sedarah Firaun, Sejarah Mesir Kuno

BACA JUGA:Eksplorasi Wisata Situbondo, 11 Tempat Wisata Alam dan Sejarah yang Memukau

Benteng tertua itu, Amnya diperkirakan dibangun pada 8.000 tahun lalu. Pemukiman sekitarnya memiliki pagar kayu, tepian sungai, dan parit.

Dalam sebuah penelitian terbaru di jurnal Antiquity menyebutkan tampilan tersebut terlalu maju untuk era pemburu-pengumpul saat itu. "Namun, kerangka itu mengabaikan inovasi pemburu-pengumpul di Taiga Siberia 8.000 tahun lalu, termasuk konstruksi dari beberapa benteng tertua dunia," kata para penulis penelitian, dikutip dari Newsweek, Jumat (29/12/2023).

Temuan lain yang berhasil ditemukan adalah manusia pra-sejarah di sana terlalu canggih untuk zamannya. Manusia saat itu telah melakukan aktivitas menangkap ikan dan berburu binatang dengan tombak berujung tulang dan batu.

BACA JUGA:Jelajahi petualangan seru di Situbondo melalui 11 destinasi wisata alam dan bangunan bersejarah

BACA JUGA:Penemuan Mencengangkan, Fakta Artefak Bersejarah dan Kerangka Manusia dari Kapal Perang Kuno

Disebutkan pula jika mereka menghias tembikar dengan sesuatu yang rumit. Manusia pra-sejarah menggunakan tembikar untuk mengawetkan minyak ikan dan daging yang berlebih.

"Lingkungan Siberia barat bagi kita terlihat agak keras dan tidak bersahabat, namun untuk kelompok pemburu dan pengumpul serta nelayan ini merupakan surga," kata penulis penelitian, Ekaterina Dubovtseva.

Penelitian Amnya telah dimulai sejak 2019. Tim yang dipimpin peneliti Freie Universitat Berlin Jerman mengumpulkan sampel penanggalan radiokarbon dan memastikan usia bangunan.

Temuan ini hampir sama dengan yang ditemukan di beberapa tempat di berbagai negara. Salah satunya situs pra-sejarah Gobekli Tepe di Turki menunjukkan adanya kelompok pemburu-pengumpul yang tidak selalu berkembang menjadi petani kompleks.

Kategori :