Tetapi juga terus menjaga dan memperkaya warisan tersebut sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas mereka.
Filosofi 'Habonaron do Bona' tidak hanya menjadi panduan moral.
tetapi juga menjadi fondasi yang kuat dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
BACA JUGA:Eksplorasi Zaman Megalitikum, Mengungkap Sejarah Peradaban Kuno
BACA JUGA:Profil Provinsi Sumatera Selatan, Melacak Jejak Sejarah dan Pesona Alamnya
Kebenaran dan integritas dipandang sebagai nilai yang utama, yang tercermin dalam setiap aspek kehidupan masyarakat Simalungun.
Mulai dari interaksi sosial hingga kebijakan pemerintahan daerah.
Sistem kekerabatan yang kompleks, seperti Tolu Sahundulan, menunjukkan pentingnya hubungan keluarga dan adat istiadat dalam struktur sosial suku Simalungun.
Melalui konsep ini, setiap individu memiliki posisi yang jelas dan terdefinisi dalam masyarakat.
BACA JUGA:Tradisi Perkawinan Sedarah Firaun, Sejarah Mesir Kuno
BACA JUGA:Eksplorasi Wisata Situbondo, 11 Tempat Wisata Alam dan Sejarah yang Memukau
Yang mengatur interaksi sosial, pembagian tanggung jawab, dan pemenuhan hak dan kewajiban.
Hal ini memperkuat solidaritas dan keharmonisan antaranggota masyarakat.
Serta menjaga kesatuan dalam keragaman budaya yang mereka miliki.
Partuturon, sistem sapaan dalam masyarakat Simalungun, mencerminkan nilai-nilai hierarki dan penghormatan terhadap usia serta kedudukan sosial seseorang.
BACA JUGA:Jelajahi petualangan seru di Situbondo melalui 11 destinasi wisata alam dan bangunan bersejarah