Pembentukan anak sungai Mahakam dipercayai berasal dari peristiwa yang terjadi dalam cerita ini, menegaskan keyakinan akan kekuatan alam yang dapat berubah-ubah sesuai dengan keinginan sang Dewa.
Hutan nipah yang terbentuk dari usaha Ayus menciptakan lanskap baru yang memperkaya kehidupan flora dan fauna di sekitar sungai.
Selain menjadi cerita yang menghibur, legenda ini juga mengandung pesan moral yang dalam.
BACA JUGA:Mengenal Sejarah Kota Cibaduyut, Pusat Kreativitas Sepatu Bandung yang Menawan
Kepercayaan Siluk pada kesaktiannya dan hubungannya dengan alam mengajarkan tentang pentingnya menjaga harmoni dengan lingkungan sekitar.
Kesetiaan Ayus yang berusaha menghalangi kepergian kakaknya, meskipun dengan cara yang salah, menunjukkan nilai-nilai kekeluargaan dan persaudaraan yang kuat.
Perjalanan Siluk dan Ayus dalam legenda ini juga dapat diinterpretasikan sebagai perjalanan spiritual dan pertumbuhan pribadi.
Dari kesalahannya, Ayus belajar untuk menerima konsekuensi dari tindakannya dan untuk menghormati keinginan kakaknya.
BACA JUGA:Menjelajahi Sejarah Kerajaan Sriwijaya dan Mengenal 10 Peninggalannya
Sementara itu, Siluk menghadapi tantangan dengan kepercayaan pada kesaktiannya dan keberanian untuk mengejar keinginannya, mengajarkan tentang keberanian dan keteguhan hati dalam menghadapi rintangan dalam hidup.
Dengan demikian, legenda Siluk, Ayus, dan Ongo tidak hanya menjadi cerita yang menghibur, tetapi juga menjadi pengingat akan nilai-nilai yang penting dalam kehidupan.
Sungai Mahakam, dengan segala cerita dan legenda di sekitarnya, tidak hanya menjadi saksi bisu dari perjalanan panjang kehidupan masyarakat Kalimantan Timur, tetapi juga menjadi cerminan dari hubungan yang erat antara manusia dan alam.*
Source: www.ihwal.id - Cerita Rakyat: Legenda dan Asal-usul Sungai Mahakam dan Terbentuknya Anak Sungainya, Kisah Siluk dan Adiknya