Menelusuri Jejak Islam: Sejarah Masjid Agung Jami' Singaraja Bali

Jumat 03-05-2024,01:35 WIB
Reporter : Jukik
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM - Masjid Agung Jami' Singaraja, sebuah peninggalan bersejarah di Bali, mencerminkan perjalanan Islam di tengah mayoritas Hindu. 

Dibangun pada abad ke-19, masjid ini memperkuat keberagaman budaya di Pulau Dewata.

Pembangunan masjid ini dimulai atas dorongan Anak Agung Ngurah Ketut Jelantik Polong, pemimpin Hindu Buleleng yang memberikan dukungan terhadap pembangunan tempat ibadah bagi umat Islam. 

Meskipun awalnya terdapat beberapa kendala, seperti pengasingan salah satu tokoh muslim oleh Belanda dan perdebatan mengenai pelaksanaan salat Jumat, masjid ini akhirnya selesai pada tahun 1860.

BACA JUGA:Mengenal Lebih Dekat, Sifat dan Karakter Pandawa Lima dalam Kisah Pewayangan Mahabharata

BACA JUGA:Silsilah Keluarga Mahabharata, Mengungkap Asal Usul Pandawa dan Kurawa

Masjid Agung Jami' Singaraja tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga simbol kerukunan antaragama di Bali. 

Pintu gerbang khas Bali dan mimbar masjid yang dihasilkan menunjukkan harmoni antara budaya Hindu dan Islam.

Dengan luas tanah wakaf hampir 2.000 meter persegi, masjid ini mampu menampung hingga 1.000 jamaah. 

Sekarang, masjid ini tetap menjadi pusat kegiatan keagamaan dan pusat budaya bagi masyarakat Bali.

BACA JUGA:Batu Ajaib dari Langit? Mengupas Kisah Penemuan Meteorit Maryborough yang Menggemparkan!

BACA JUGA:Berkedok Demi Kesejahteraan Rakyat! Inilah Ritual Menyimpang Raja Kertanegara

Berbagai penelitian dan dokumentasi sejarah menegaskan pentingnya Masjid Agung Jami' Singaraja dalam melacak perkembangan Islam di Bali dan keberagaman agama di wilayah tersebut.

Keberadaan Masjid Agung Jami' Singaraja menjadi saksi bisu perkembangan Islam di Bali. 

Meskipun mayoritas penduduknya menganut agama Hindu, keberadaan komunitas Muslim di Buleleng telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kehidupan agama dan budaya di pulau tersebut. 

Kategori :