Namun serangkaian pemecah gelombang gagal menghentikan banjir. Bangsa Xia menggali serangkaian kanal untuk menyalurkan kelebihan air ke pedesaan dan kemudian turun ke laut.
Mereka bersatu di belakang para pemimpin yang kuat. Kerajaan Xia pun menghasilkan panen yang melimpah karena banjir Sungai Kuning tidak lagi sering merusak tanaman. Kerajaan Xia memerintah Tiongkok tengah selama beberapa abad.
Dinasti Shang menggantikan Xia sekitar tahun 1600 SM dan juga berpusat di lembah Sungai Kuning. Didukung oleh kekayaan tanah dasar sungai yang subur, suku Shang mengembangkan budaya rumit.
Mereka memiliki kaisar-kaisar yang berkuasa, ramalan menggunakan tulang ramalan, dan karya seni termasuk ukiran batu giok yang indah.
Selama Periode Musim Semi dan Musim Gugur Tiongkok, filsuf Konfusius lahir di desa Tsou di Sungai Kuning di Shandong. Pengaruhnya terhadap budaya Tiongkok hampir sama kuatnya dengan sungai itu sendiri.
Pada tahun 221 SM, Kaisar Qin Shi Huangdi menaklukkan kerajaan-kerajaan yang bertikai dan mendirikan Dinasti Qin yang bersatu.
BACA JUGA:Ratu Leizu dan Legenda Penemuan Sutra dalam Sejarah Tiongkok
Raja-raja Qin mengandalkan Kanal Cheng-Kuo, yang selesai dibangun pada tahun 246 SM, untuk menyediakan air irigasi dan meningkatkan panen.
Akhirnya, hal itu menyebabkan pertumbuhan populasi dan tenaga kerja untuk mengalahkan kerajaan-kerajaan saingannya. Namun, air Sungai Kuning yang mengandung lumpur dengan cepat menyumbat saluran tersebut.
Setelah kematian Qin Shi Huangdi pada tahun 210 SM, Cheng-Kuo tertimbun lumpur seluruhnya dan menjadi tidak berguna.
Sungai Kuning di Abad Pertengahan
Pada tahun 923 M, Kekaisaran Tiongkok terlibat dalam Periode Lima Dinasti dan Sepuluh Kerajaan yang kacau balau. Di antara kerajaan-kerajaan tersebut adalah Dinasti Liang Akhir dan Dinasti Tang Akhir.
BACA JUGA:Fujian Tulou, Jejak Benteng Kekaisaran Tiongkok, Hunian Komunal Miliki 400 Hunian Kamar
Saat pasukan Tang mendekati ibu kota Liang, seorang jenderal bernama Ning memutuskan untuk menerobos tanggul Sungai Kuning. Ia membanjiri 1.600 km persegi Kerajaan Liang dalam upaya putus asa untuk mencegah Tang. Langkah Ning tidak berhasil; meskipun air banjir meluap, Tang menaklukkan Liang.
Selama berabad-abad berikutnya, Sungai Kuning mengalami pendangkalan dan berubah arah beberapa kali. “Hal ini merusak tepian sungai dan menenggelamkan lahan pertanian serta desa-desa di sekitarnya,” tambah Szczepanski.