BACA JUGA:Sejarah Shinsengumi, Pasukan Khusus Melindungi Benteng Kekaisaran Jepang
Selain itu, lapisan dari periode Persia Akhir–Hellenistik Awal mulai terungkap. Lapisan ini berasal dari tahun 350-270 SM, berdasarkan koin yang ditemukan pada 2010-2011.
Garfinkel dan Ganor menemukan dua bangunan yang dibangun sejak abad 10 SM di Jerusalem. Satu struktur bangunan diidentifikasi sebagai istana Daud, sedangkan yang lain diduga sebagai gudang besar milik istana tersebut.
"Bagian selatan dari istana besar yang membentang seluas 1.000 meter persegi ditemukan di bagian atas kota," demikian pernyataan Garfinkel dan ganor seperti dikutip Foxnews.
"Tembok yang mengurung istana punya panjang 30 meter dan sebuah gerbang masuk terdapat untuk mengantarkan orang ke gerbang selatan kota, di seberang Lembah Valley," imbuh kedua arkeolog itu.
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Bangunan Tua di India: Benteng Merah
Mereka menambahkan, di sekeliling istana terdapat ruangan dengan beragam instalasi seperti bejana tembikar dan pecahan bejana pualam. Temuan ini sekaligus menjadi bukti jika pada masa itu masyarakat Mesir telah mengenal industri logam.
Yoli Schwartz, juru bicara Israel Antiquities Authority (IAA), mengatakan, "Ini adalah satu-satunya situs yang ditemukan bersamaan dengan adanya material organik, termasuk biji zaitun, yang bisa dianalisis karbon."
Menurutnya, istana ini terletak di wilayah yang strategis, berada di pusat situs dan mampu mengontrol semua rumah yang ada di bawahnya.
Bahkan dari tempat ini akan diperoleh pandangan yang luas mulai dari Laut Mediterania di sebelah barat serta Gunung Hebron dan Jerusalem di sebelah timur.
BACA JUGA:Menjelajahi Jejak Sejarah dan 4 Fakta Menarik Benteng Keraton Jogja
Meski temuan terdengar mencengangkan, tak semua sejarawan setuju. Beberapa sejarawan mengatakan bahwa istana dan kerajaan itu tak pernah ada.
Jika ada, mungkin besarnya tak lebih besar dari Yerusalem. Kota Yerusalem tak lebih besar dari desa-desa umumnya.
Prof Aren Meir dari Bar Ilan University menyatakan setuju jika situs ini merupakan sebuah penemuan yang penting. Namun, menurutnya, para arkeolog terlalu mengandalkan Alkitab sebagai sumber bukti.
"Bisakah kita mengumpulkan argumen mengenai kerajaan Daud dan Salomo? Bagi saya, hal ini terlihat terlalu muluk," ujar Meir.