BACA JUGA:Mengungkap Rahasia Sejarah Islam di Spanyol Lewat 433 Kuburan, Jejak Penemuan Arkeologi
Pada abad pertengahan, kepercayaan seperti itu sangat tersebar luas. Ada anggapan bahwa penyihir yang meninggal, kerasukan, bunuh diri, dan digigit vampir akan membebaskan diri dari kuburnya. Mereka bergabung dengan barisan mayat hidup yang berjalan.
Pada tahun 1600-an terjadi wabah histeria anti vampir dan mayat hidup di Polandia. Masyarakat di sana melakukan pencegahan yang sering dilakukan selama penguburan.
Tujuannya adalah untuk menjebak orang-orang yang dicurigai sebagai zombi atau vampir di kuburan mereka.
Meletakkan batu besar di seluruh tubuh adalah salah satu cara untuk mencegah kebangkitan kejahatan. Tapi itu bukan satu-satunya.
BACA JUGA:Penemuan Arkeologis, Kota Muslim Kuno di Ethiopia dan Pengaruhnya Terhadap Islam di Afrika
“Ada kuburan di mana jenazah bahkan tergeletak tengkurap,” kata Friederich. “Jika ia tengkurap, ia akan menggali lubang semakin dalam alih-alih naik ke permukaan. Ada juga mayat yang tergeletak tengkurap dan ditusuk dengan tombak. Mayat itu tertancap di tanah."
Gagasan bahwa zombi hanya dapat dibunuh dengan menghancurkan kepala atau otaknya tampaknya merupakan varian modern dari legenda kuno.
Namun di zaman Romawi, beberapa mayat tampaknya dipotong-potong sebelum dikuburkan untuk melindungi mereka dari kutukan zombi.
Ketakutan akan mayat hidup di abad pertengahan
Sejak ribuan tahun, wabah penyakit memakan banyak korban jiwa. Selain itu, wabah juga memunculkan banyak ketakutan, mulai dari yang wajar hingga yang aneh. Contohnya, munculnya ketakutan akan mayat hidup di tengah wabah yang terjadi di Swiss dalam sejarah abad pertengahan.
Pada tahun 2014, antropolog Swiss, Amelie Alterauge, menyelidiki penguburan aneh di permakaman berusia berabad-abad. Makam-makam tersebut sedang digali sebelum proyek konstruksi. Dari sekitar 340 makam di permakaman tersebut, ada hal yang cukup aneh.
Pria paruh baya dikebumikan dengan wajah menghadap ke bawah di sudut halaman gereja yang terabaikan.
Penggali menemukan pisau besi dan dompet penuh koin di lekukan lengannya, diposisikan seolah-olah disembunyikan di balik pakaiannya.
Koin-koin tersebut membantu para arkeolog menentukan tanggal jenazah tersebut antara tahun 1630 dan 1650. Pada periode tersebut, serangkaian wabah melanda wilayah Swiss.