Masalah-masalah ini membuatnya sulit untuk melukiskan gambaran yang akurat dan tidak memihak tentang kehidupan dan karakternya.
Ada sangat sedikit sumber primer yang bertahan dari zaman Cleopatra sendiri yang memberikan informasi langsung tentang kehidupan dan pemerintahannya.
Banyak catatan kontemporer telah hilang, hanya menyisakan fragmen, kutipan, dan referensi dalam karya-karya selanjutnya.
BACA JUGA:Kehidupan dan Kehancuran: Kisah Kerajaan Buleleng dalam Sejarah Bali
BACA JUGA:Mengupas Sejarah, Talut dan Umpak sebagai Pondasi Kokoh Bangunan Era Majapahit
Kelangkaan sumber ini membatasi pemahaman kita tentang perspektif dan pengalaman Cleopatra.
Para penulis yang selamat ditulis oleh musuh-musuhnya atau oleh sejarawan Romawi yang hidup beberapa dekade setelah kematiannya.
Kisah-kisah ini, seperti yang dibuat oleh Plutarch, Cassius Dio, dan Suetonius, sering menggambarkan Cleopatra secara negatif, menekankan kualitasnya yang menggoda dan manipulatif untuk melayani agenda politik mereka sendiri.
Akibatnya, sumber-sumber tersebut cenderung menyajikan pandangan sepihak dan bias tentang karakternya.
BACA JUGA:Jejal Pemukiman Prasejarah, Menjadikanya Kota-Kota Pertama di Dunia
BACA JUGA:Kota Kuno Peninggalan Suku Maya, Jejak Sejarah di Dasar Danau Atitlan
Masalah-masalah dengan sumber-sumber utama yang bertahan ini membuat sulit untuk membuat potret yang definitif dan tidak memihak dari Cleopatra yang 'asli'.
Cleopatra pertama kali masuk catatan sejarah melalui karya-karya penulis Romawi seperti Plutarch, Cassius Dio, dan Appian.
Kisah-kisah ini ditulis setidaknya satu abad setelah kematiannya dan terutama berfungsi untuk mengabadikan propaganda Romawi.
BACA JUGA:Sejarah Dinasti Abbasiyah Kembangkan Ilmu Pengetahuan dan Peradaban
BACA JUGA:Eksplorasi Kota Muslim Kuno di Ethiopia: Menyelami Sejarah Awal Islam di Benua Afrika