PAGARALAMPOS.COM – Perang Bharatyuddha adalah perang besar yang terjadi antara keluarga Pandawa dan Korawa.
Pandawa berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti putra Pandu, yaitu raja Hastinapura. Pandawa terdiri dari lima orang dengan tokoh utama Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa.
Sedangkan Korawa termasuk 100 orang yang dianggap memiliki kepribadian antagonis, khususnya putra Dhritarashtra, kakak Pandu. Dalam sejarah India kuno, Bharatayudha adalah perang besar yang mengguncang tanah Kurusetra, menyatukan Pandawa dan Kurawa.
Kisah epik ini tidak hanya menggambarkan konflik militer tetapi juga menyoroti aspek moral dan etika perang. Bharatayudha, bagian penting dari epos Mahabharata, menggambarkan pertempuran brutal dan tragedi antara keluarga kerajaan yang bersaing. Memiliki dampak besar pada sejarah dan budaya India kuno.
BACA JUGA:Uniknya Pajak dalam Sejarah Manusia, dari Urine hingga Janggut
BACA JUGA:Penemuan Zaman Kuno Sekarang Masih Kita Gunakan, Ternyata Sejarahnya Seperti Ini
Bharatayudha, sebuah epos sastra Indonesia yang dipengaruhi oleh budaya Hindu, merupakan salah satu karya yang memukau dengan cerita epiknya tentang perang saudara antara Pandawa dan Kurawa.
Kisah ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai moral yang dalam kepada pembacanya, memperkaya warisan budaya Indonesia dengan narasi yang menggetarkan hati.
Epos Bharatayudha, juga dikenal sebagai Mahabharatayudha, memiliki arti peperangan besar antara keluarga Bharata.
Kitab Bharatayudha mengisahkan kisah perang saudara yang terjadi antara tahun 400 SM sampai 400 Masehi.
BACA JUGA:Ini Alasan Mesopotamia Tempat Lahirnya Peradaban, Ternyata Begini Jejak Sejarahnya
BACA JUGA:Sejarah Yakuza di Kekaisaran Jepang, Benarkah Asal Usulnya Samurai
Menggambarkan konflik yang membelah sebuah kerajaan dan mempengaruhi takdir banyak orang.
Bharatayudha dalam versi bahasa Jawa, yang disusun oleh Empu Sedah dan Panuluh pada tahun 1157, menghadirkan kisah peperangan yang memukau antara Pandawa dan Kurawa.
Cerita ini menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi sastra Jawa, memperkaya khazanah budaya Nusantara dengan narasi yang menggetarkan jiwa.