Sehingga saat akan landing harus dibantu dengan pompa tangan agar dapat berfungsi secara maksimal.
Setelah proses perbaikan pesawat selesai, sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, Komandan Pangkalan Udara Bugis, Malang yang saat itu dijabat oleh komodor Udara Abdulrachman Saleh mengadakan syukuran dan pemberian nama baru bagi pesawat.
Yaitu Pangeran Diponegoro II (PD II) atau Benteng Asia. Beberapa sumber menyebut, pesawat ini masih terbang sampai tahun 1949. (*)