Di suatu daerah yang lebih dikenal dengan istilah Bakkara juga demikian.
BACA JUGA:Gali Hotel! Arkeolog Berhasil Temukan Kastil Bersejarah di Bawah Hotel!
BACA JUGA:Keragaman Suku Bangsa Arab, Simak Sejarah dan Kisah Pertemuan dengan Rasulullah SAW
Istana Sisingamangaraja berada di Desa Lumban Raja, Desa Simamora, Istana Sisingamangaraja berdiri dengan luas 100 meter persegi. Di sanalah Sisingamangaraja XII membuat siasat untuk melawan Belanda.
Dalam Istana terdiri dari 3 rumah Batak yang disebut Rumah Bolon, Sopo Bolon, dan Sopo Persaktian.
Dengan berbagai ornamen dan artefak, ternyata beberapa bagian Istana pernah dibakar pada saat kampanye penaklukan oleh Pemerintah Kolonial Hindia Belanda (1878)—sumber lain menyebutkan tahun pada 1883 kembali dihancurkan.
Raja Sisingamangaraja tidak menyukai penindasan dan menolak tunduk terhadap perlawanan para penjajah.
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Berdirinya Kerajaan Kutai Dari Masa Kejayaan Hingga Runtuhnya Kerajaan Kutai
BACA JUGA:Mengenal Sejarah Kerajaan Kutai Dari Pertama Berdirinya Hingga Masa Runtuhnya Kerajaan
Itu sebabnya Belanda membuat perhitungan.
Sisingamangaraja tetap berjuang untuk melawan Belanda hingga akhirnya gugur pada 17 Juni 1907 di Desa Onom Hudon yang kini berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Dairi.
Sementara itu, Istana menyisakan beberapa peninggalan sejarah seperti makam para raja Dinasti Sisingamangaraja I-XI.
Sedangkan Sisingamangaraja XII dimakamkan di Taman Makam Pahlawan di Balige.
BACA JUGA:Mengenal Sejarah Kerajaan Kutai Dari Pertama Berdirinya Hingga Masa Runtuhnya Kerajaan
BACA JUGA:kerajaan Kutai: Sejarah, Masa Kejayaan Hingga Runtuhnya Kerajaan
Renovasi baru dilakukan oleh pemerintah setempat dan warga setelah Indonesia merdeka (1978).