Menariknya, sumber-sumber yang ada sangat terbatas dan sebagian besar dokumen hanya menyatakan kemenangan tanpa rincian.
Para ahli biasanya mengutip hal ini sebagai bukti kerugian besar Mesir.
Setelah pemberontakan yang lebih besar dari suku-suku Libya dikalahkan oleh Ramses III, ia mengalihkan perhatiannya pada proyek renovasi, seperti yang biasa dilakukan oleh seorang firaun.
BACA JUGA:Penemuan Bersejarah: Menggali Kebenaran di Balik Prasasti Usia 30.000 Tahun di Sacsayhuamán
BACA JUGA:Jejak Peradaban Romawi: Temuan Arsip dan Stempel Bersejarah di Turki
Ramses memulai pembangunan kuil kamar mayatnya, meniru para pendahulunya.
Kuil Medinet Habu, merupakan salah satu karya luar biasanya dan menjadi warisan berharga di zaman modern yang mencatat banyak pencapaian raja melalui relief dan ukiran.
Karya arsitektur dan seni yang luar biasa ini juga merupakan monumen besar terakhir dari Mesir kuno, dan firaun-firaun berikutnya memilih untuk membangun kapel-kapel yang lebih kecil di situs tersebut.
Selain itu, Ramses juga dikenal sebagai firaun yang sangat berbakti kepada para dewa.
BACA JUGA:Inilah Sejarah Candi Megah di Dalam Akar Pohon Raksasa yang Menyimpan Penuh Misteri
BACA JUGA:Mengulik Sejarah Lukisan Prasejarah di Situs Purbakala Tapurarang
Tak hanya dengan membangun monumen-monumennya sendiri, tapi juga dengan memerintahkan pemeliharaan kuil-kuil di seluruh Mesir.
Gejolak Ekonomi, Kerusuhan, dan Kematian
Namun, seluruh pencapaian Ramses akan menjadi cacat karena ketidakstabilan ekonomi. Tak syak, melawan invasi asing membutuhkan biaya besar, dan akibatnya, perbendaharaan Mesir menderita.
Sementara kuil-kuil dipenuhi dengan barang-barang eksotis, lumbung-lumbung padi terlihat habis.
Selain itu, perdagangan umum dengan Timur Dekat relatif buruk karena Bangsa Laut telah menghancurkan sebagian besar pusat perdagangan.