Mereka beralih menjadi petani dan bercocok tanam hingga memperdagangkan hasil panen dengan orang-orang yang tetap tinggal di pesisir pantai.
Hasil pertukaran ini menyebabkan cangkang dan tulang ikan tersebar ke seluruh wilayah.
Karena jenis produksi pangan komunal yang terpusat dan perdagangan yang terorganisir, mereka hidup dengan baik. Akhirnya mereka membangun rumah permanen dan alun-alun untuk berkumpul.
Peradaban ini diketahui berlangsung selama sekitar satu milenium. Namun berakhir lagi-lagi karena perubahan iklim yang membuat air menjadi sulit sehingga mereka memutuskan berpindah ke tanah yang lebih subur.
BACA JUGA:Inilah Sejarah Candi Megah di Dalam Akar Pohon Raksasa yang Menyimpan Penuh Misteri
BACA JUGA:Mengulik Sejarah Lukisan Prasejarah di Situs Purbakala Tapurarang
Peradaban Misterius 5000 Tahun Lalu
Awalnya, para arkeolog sulit untuk mengaitkan piramida Peru dengan peradaban Amerika Selatan yang diketahui sebelumnya.
Terlebih tidak ditemukan sisa-sisa arsitektur canggih. Hal ini mungkin jadi alasan utama mengapa piramida ini luput dari perhatian.
Hingga penelusuran dilakukan dan ditemukan banyak kulit kerang dan tulang ikan.
Alhasil satu teori kuat muncul, bila penghuni gundukan tersebut adalah para nelayan yang harus pindah ke pedalaman ketika terancam oleh perubahan iklim.
BACA JUGA:Mengulik Misteri dan Sejarah di Bangunnya Piramida Zaman Dahulu
BACA JUGA:Sudah Ada Sejak Romawi Kuno, Begini Sejarah Kamal Kanal Amsterdam
Teori ini menjelaskan bila 5 ribu tahun lalu, profesi nelayan berkembang pesat di sepanjang garis pantai Peru sekitar 16 kilometer dari wilayah Norte Chico.
Mereka adalah kelompok pemburu dan pengumpul yang bertahan dengan memanfaatkan sumber daya laut.
Namun, sekitar 3000 SM sesuatu berubah. Pergeseran iklim hingga perubahan interaksi antara atmosfer dan air mengancam keberlangsungan hidup mereka sebagai nelayan.